HARIANSULTENG.COM, MOROWALI– Dukungan terhadap penolakan perpanjangan Kontrak Karya PT Vale oleh 3 Gubernur di Sulawesi, yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan, terus mengalir dari berbagai kalangan.
Teranyar dukungan muncul dari Dewan Pimpinan Kabupaten Jaringan Kemandirian Nasional (DPK JAMAN) Kabupaten Morowali.
Melalui ketuanya, Ikhsan Arisandhy, JAMAN Morowali menilai keputusan penolakan oleh 3 Gubernur terhadap Kontrak Karya yang akan berakhir tahun 2025 tersebut sebagai langkah tepat dan perlu ditindak lanjuti oleh pemerintah pusat.
Menurut Ikhsan, PT Vale telah banyak menelantarkan lahan yang selama ini mereka kuasai melalui Kontrak Karya. Salah satunya lokasi yang berada di Morowali.
“PT. Vale Indonesia Tbk (INCO), sebuah perusahaan yang mengantongi Izin Kontrak Karya tahun 1968 dengan luas wilayah kurang lebih 22.699 Hektar (setelah penciutan) dari total wilayah Kabupaten Morowali seluas 3037,04 km²” jelas Ikhsan kepada media ini Jumat, 23/09/2022.
Ikhsan menambahkan, setelah menguasai lahan selama 54 tahun, PT Vale sama sekali belum melakukan kegiatan apapun disana.
“Sejak masih perusahaan itu bernama PT INCO, sampai dengan sekarang menjadi PT Vale Indonesia, sudah sekitar 54 tahun, tidak ada kegiatan apapun. Padahal lahan seluas itu klu diserahkan ke daerah untuk dikelola dengan baik, akan memberikan manfaat yang sangat besar untuk daerah dan masyarakat Morowali” tambahnya.
Untuk itu, JAMAN Morowali sangat mengapresiasi dan mendukung sikap Gubernur Sulawesi Tengah yang menolak perpanjangan Kontrak Karya PT Vale, khusunya yang ada di Kabupaten Morowali.
“Sikap pak Gubernur itu harus kita apresiasi dan dukung, seharusnya juga diikuti oleh pemerintah kabupaten Morowali dengan sikap yang sama. Kita semua harus menyatukan kekuatan, menyamakan persepsi dan sikap. Daerah harus bisa mengelola Sumber Daya Alamnya sendiri. Kita punya Perusahaan Daerah yang tentunya bisa didorong untuk melakukan itu” tegasnya.
Ikhsan juga meyakini, bahwa saat ini daerah telah memiliki banyak sumber daya manusia yang mumpuni, yang bisa digunakan untuk mengelola sumber daya alam, khususnya di bidang pertambangan.
“Sejak beberapa tahun terakhir ini, dunia pertambangan sudah bukan hal asing lagi bagi masyarakat Morowali. Terbukti sekarang ini, banyak orang Morowali yang sudah menggeluti dunia itu. Sudah banyak penambang orang asli Morowali. Dengan mendorong Perusda sebagai unjung tombaknya, sumber daya manusia lokal ini bisa terserap ke dalamnya untuk bersama-sama mengelola kekayaan alam sendiri. Saya yakin ini bisa kita lakukan. Tapi tentunya, jika Pemkab berpikir dan berani mengambil sikap yang sama” pungkasnya. (Slh)