HARIANSULTENG.COM, BUOL – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Buol menilai bahwa komitmen terhadap integritas dan pemerintahan bersih tidak cukup hanya disampaikan melalui ajakan partisipasi pada Survei Penilaian Integritas (SPI) 2025.
“Integritas adalah soal keteladanan nyata, dimulai dari menyelesaikan setiap persoalan hukum yang tengah dihadapi,” ujar Ketua HMI Cabang Buol, Arman A Hala, Jumat (15/8/2025).
Menurut Arman, ketidakhadiran Bupati Buol Risharyudi Triwibowo pada rakor pemberantasan korupsi bersama KPK di Jakarta dengan alasan sakit, justru semakin dipertanyakan.
Sebab, di waktu yang berdekatan, Risharyudi Triwibowo terlihat menghadiri berbagai kegiatan di daerah.
“Kontradiksi ini bukan hanya mencederai logika publik, tetapi juga memicu kecurigaan atas keseriusan bupati dalam mendukung upaya pemberantasan korupsi,” tegasnya.
HMI Cabang Buol mendesak Risharyudi Triwibowo untuk bersikap kesatria memenuhi seluruh panggilan KPK tanpa alasan yang mengaburkan transparansi proses hukum.
Kedua, Bowo mesti menjelaskan secara terbuka kepada masyarakat Buol tentang perkembangan kasusnya demi menghindari rumor dan spekulasi yang merusak kepercayaan publik.
Terakhir, HMI Cabang Buol meminta Bowo menunjukkan konsistensi antara ucapan dan tindakan. Jika mengajak masyarakat mengisi SPI demi integritas, maka Bupati harus menjadi teladan integritas itu sendiri.
“Dengan tegas, kami katakan selesaikan kasus di KPK, hentikan kontradiksi sikap. Buktikan integritas bukan sekadar kata-kata,” ucap Arman.
(Rif)