HARIANSULTENG.COM, PALU – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah (PWI Sulteng), Tri Putra Toana hadiri peresmian Tugu Nasional Kota Palu, Kamis (29/12/2022).
Taman Nasional itu diresmikan langsung Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid di Jalan Hasanuddin, Kelurahan Lolu Utara, Kecamatan Palu Timur.
Pengamatan di lokasi, di area tengah taman berdiri bangunan tugu berbentuk lingkaran spiral yang di bagian bawahnya terdapat air mancur.
Selain itu, kawasan Taman Nasional Palu juga dilengkapi monumen nama sejumlah tokoh daerah. Seperti Rusdy Toana sebagai tokoh pers, rektor pertama Universitas Tadulako (Untad), Mattulada sebagai tokoh pendidikan, dan Wali Kota Palu pertama, Kiesman Abdullah sebagai tokoh pemerintahan.
Akan tetapi, Tri Putra Toana menyesalkan penulisan kiprah Rusdy Toana sebagai tokoh pers dalam monumen Taman Nasional Palu.
Dalam monumen tersebut, Rusdy Toana disebutkan sebagai pendiri Surat Kabar Pelopor, Majalah Bhakti, Suara Rakyat dan Harian Mercusuar.
Sebagai anak sekaligus mewakili keluarga, Tri menyebut sosok Rusdy Toana perannya tidak hanya dikenal sebagai tokoh pers semata.
Di bidang pendidikan, Rusdy Toana mempelopori berdirinya sejumlah perguruan tinggi termasuk Universitas Tadulako sebagai kampus terkemuka di Sulawesi Tengah.
Selain Untad, pria kelahiran 9 Agustus 1930 itu juga turut andil dalam berdirinya Universitas Alkhairaat (Unisa).
Sebab selama masa hidupnya, Rusdy Toana ikut menjadi bagian perjuangan dakwah Habib Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua, sang pendiri Alkhairaat.
Selain Untad dan Unisa, ia juga mendirikan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu hingga terbentuknya Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Sulawesi Tengah.
Dari latar belakang tersebut, Tri menilai gelar tokoh pendidikan lebih layak disematkan kepada Rusdy Toana.
“Jika ditinjau dari urutan sejarah, Universitas Tadulako berdiri 1963. Mattulada hanya rektor pertama tahun 1982, sama seperti rektor-rektor selanjutnya. Tapi Pak Rusdy ikut mendirikannya, sama seperti Universitas Alkhairaat dan Unismuh Palu. Jadi beliau bukan hanya tokoh pers,” jelas Tri.
Lebih jauh, Tri menerangkan bahwa rektor pertama Untad adalah Nasri Gayur saat masih cabang Universitas Hasanuddin, Makassar. Bahkan, Nasri Gayur menjabat sebagai rektor sebelum Sulawesi Tengah mendapatkan statusnya sebagai Daerah Tingkat I Provinsi.
“Rektor pertama Universitas Tadulako itu Nasri Gayur, beliau orang Padang. Jadi saya rasa hal yang berkaitan dengan sejarah ini perlu direvisi,” kata Tri. (Slh)