HARIANSULTENG.COM, PALU – Dua jam menjelang buka puasa, Senin (3/4/2023), mahasiswa masih bertahan di depan Kantor DPRD Sulteng di Jalan Sam Ratulangi, Kota Palu.
Massa mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa se-Kota Palu itu menggelar demonstrasi menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Cipta Kerja (Perppu Ciptaker).
Mahasiswa awalnya telah diterima anggota DPRD Sulteng, Muhaimin Yunus Hadi dan Abdul Karim Aljufri di depan pintu masuk.
Namun di tengah diskusi, sebagian mahasiswa memutuskan keluar dari halaman Kantor DPRD Sulteng.
Mahasiswa yang kebanyakan dari Universitas Tadulako (Untad) itu menarik diri karena berbeda pendapat dengan peserta aksi lainnya terutama Koordinator Lapangan, Rivaldi.
“Kami berbeda pandangan dengan teman-teman yang menarik diri. Kami ingin aksi dengan mengedepankan intelektual, bukan tenaga,” ucapnya
Pantauan HarianSulteng.com, sebagian mahasiswa Untad tadi tidak langsung meninggalkan lokasi aksi, tetapi menunggu di depan Kantor DPRD Sulteng.
Mereka kemudian mengumpulkan kayu dari sekitar pagar Kantor Gubernur Sulteng dan membakarnya di tengah jalan.
Tak lama berselang, Korlap Rivaldi bersama peserta aksi lainnya menyusul keluar. Saat itu, dirinya sempat disoraki mahasiswa yang sebelumnya berseberangan dengannya.
Di depan Kantor DPRD Sulteng, barisan mahasiwa kontras terbagi dua. Satu tepat di area pintu gerbang, sementara sisanya berada di sisi selatan.
Sempat beberapa waktu kondusif, situasi seketika berubah ricuh ketika barisan mahasiswa di sisi selatan ramai-ramai melempar batu ke arah Kantor DPRD Sulteng.
Melihat hal tersebut, aparat kepolisian termasuk Kapolsek Palu Timur AKP Stefanus Sanam dan Kapolsek Palu Selatan AKP Velly bergerak ke arah mahasiswa yang mulai berbuat anarkis.
Selepas mahasiwa bubar, terlihat batu seukuran telapak tangan berserakan di area depan maupun taman Kantor DPRD Sulteng.
Selain itu, pagar kantor dewan tersebut juga mengalami sedikit kerusakan hingga tidak bisa digeser lantaran massa saat demo berusaha memaksa masuk. (Bal)