HARIANSULTENG.COM, PALU – Sejumlah tukang becak di Kota Palu mengeluh penumpang sering sepi akibat menjamurnya jasa ojek online (ojol).
Hal itu seperti dialami Andi Sihano, tukang becak di Pasar Inpres Manonda Jl Kunduri, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.
Pria 52 tahun itu mengatakan, penghasilannya menurun drastis setelah kalah bersaing dengan transportasi online.
“Biasanya sehari saya dapat 150 ribu. Namun sejak adanya ojek online paling sehari dapatnya 70 ribu,” ucap Andi, Selasa (12/1/2022).
Andi mengaku sudah menekuni profesi sebagai tukang becak selama 25 tahun untuk menafkahi istri dan ketiga anaknya.
Menurutnya, masyarakat saat ini lebih tertarik menggunakan jasa ojol ketimbang naik becak.
Sehingga ia menganggap kondisi ini memang sudah sangat tidak mendukung terhadap nasib para tukang becak.
“Dengan pendapatan 70 ribu per hari maka harus pintar-pintar kelola keuangan supaya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Saya juga tidak punya pekerjaan sampingan,” kata Andi.
“Biasa ada juga penumpang memberi bayaran lebih. Biasa kan perjanjian sebelum berangkat ke tujuan 10 ribu, tapi setelah sampai di orang itu kadang kasihan lihat kita makanya dia kase lebih,” ujarnya menambahkan. (Agr)