HARIANSULTENG.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan kabar terkini mengenai perkembangan jasa keuangan di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Secara year on year, kinerja sektor keuangan khususnya perbankan di Sulteng menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Hal itu disampaikan Kepala OJK Sulteng, Triono Raharjo dalam konferensi pers bersama pihak Bank Indonesia (BI) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) di wilayahnya, Rabu (29/3/2023).
“Khusus perbankan masih mengalami pertumbuhan positif hingga akhir Februari 2023. Perbankan tumbuh 9,86 persen, dana pihak ketiga 3,30 persen dan kredit 12,95 persen,” jelas Triono.
Namun di sisi lain, Triono menyebut pangsa pasar atau market share perbankan di Sulawesi Tengah secara nasional relatif kecil.
Pertumbuhan perbankan di Sulteng dari sisi aset hanya di angka 0,56 persen, dana pihak ketiga (DPK) 0,30 persen dan kredit 0,73 persen.
“Ini menjadi PR bersama. Bukan hanya tugas dan tanggung jawab otoritas di sektor keuangan, tetapi juga keterlibatan semua stakeholder,” ujar Triono.
Sementara secara fundamental dari sisi makro, ekonomi Sulteng mengalami pertumbuhan secara signifikan pada 2022 dibanding tahun sebelumnnya (year on year).
Kepala BI Sulteng, Dwiyanto Sumirat menyebut pertumbuhan ekonomi ini ditunjang sejumlah sektor utama, seperti industri pengolahan, pertambangan dan pertanian.
Demikian pula berdasarkan lapangan usaha, ketiga sektor ini berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Tengah.
Adapun kontribusi sektor industri pengolahan sebesar 40,06 persen, pertambangan 15,57 persen dan pertanian 15,35 persen.
“Ekonomi di Sulteng tumbuh sangat tinggi pada 2022 yakni sebesar 18,96 persen. Meskipun tinggi, angka ini sedikit lebih rendah pada triwulan ketiga sebesar 19,12 persen secara year on year,” kata Dwiyanto.
Kemudian dari sisi pengeluaran, share terbesar terdapat pada sektor ekspor mencapai 103,83 persen, disusul investasi sebesar 43,17 persen.
“Konsumsi juga cukup tinggi di angka 27,82 persen. Alhamdulillah meskipun di tengah tekanan ekonomi global maupun domestik, konsumsi masyarakat bisa menopang pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Dwiyanto mengatakan, pertumbuhan ekomomi Sulteng pada 2022 menjadi yang paling tertinggi dibanding provinsi lain di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sumapua).
Jika awal 2021 kontribusi PDRB Sulteng terhadap PDRB Sumapua hanya berkisar 15,55 persen, namun angka tersebut meningkat menjadi 17,75 persen pada 2022.
“Kita patut bersyukur karena di tengah kekhawatiran resesi yang berkembang di masyarakat, ternyata pertumbuhan ekonomi Sulteng cukup tinggi. Share-nya terhadap PDRB Sumapua juga cukup baik. Semoga kondisi ini terus bertahan di waktu-waktu ke depan,” tutur Dwiyanto. (Fnd)