“Ketika ruang hidup semakin dipersempit dan akses terhadap pekerjaan layak semakin sulit, perdagangan perempuan semakin marak,” imbuh Stevi.
Stevi menyebut di Kabupaten Sigi, terdapat setidaknya 20 perempuan menjadi korban perdagangan manusia.
Mereka yang awalnya dijanjikan pekerjaan layak, tetapi malah diperjualbelikan sebagai pekerja tanpa hak atau dieksploitasi secara seksual.
Sepanjang 2023, 7 perempuan buruh migran asal Sulawesi Tengah dipulangkan dalam kondisi rentan setelah mengalami kekerasan di tempat kerja mereka.
Antara Juni hingga Desember 2023, Polda Sulawesi Tengah mengungkap 18 kasus TPPO dengan 27 korban perempuan, termasuk anak-anak.
“Di tengah meningkatnya kasus perdagangan perempuan, negara justru tidak memiliki mekanisme perlindungan yang memadai untuk mencegah atau menangani kasus ini. Perempuan korban perdagangan manusia sering kali tidak mendapatkan akses ke layanan hukum, kesehatan, atau rehabilitasi psikologis,” tutur Stevi.
“Kami tidak akan diam, dan kami tidak akan mundur. Kami akan terus berjuang untuk hak-hak kami dan keadilan yang seharusnya menjadi milik setiap perempuan,” tegasnya.
Fraksi Bersih-bersih Sulteng menyatakan sikap berdiri bersama seluruh perempuan tertindas untuk menuntut keadilan.
Berikut tuntutan Fraksi Bersih-bersih Sulteng dalam aksi peringatan International Women’s Day 2025.
1. Hentikan eksploitasi dan ketimpangan gender di kawasan industrialisasi
2. Negara harus memberikan jaminan perlindungan dan keamanan bagi nuruh perempuan
3. Berikan hak cuti haid tanpa syarat di tempat kerja
4. Pastikan jaminan strategis kerja yang layak bagi pekerja
5. Hentikan segala bentuk diskriminasi terhadap buruh yang berserikat
6. Hentikan proyek atrategis nasional yang merampas ruang hidup
7. Hentikan upaya union busting terhadap serikat pekerja.
(Red)