Home / Palu

Rabu, 7 Mei 2025 - 02:22 WIB

Ketua Umum Apindo Singgung Tingginya Angka Kemiskinan di Sulteng di Tengah Hilirisasi Nikel

Ketua Umum Apindo, Shinta W Kamdani memberikan sambutan di acara pelantikan pengurus DPP Apindo Sulteng periode 2025-2030, Selasa malam (06/05/2025)/hariansulteng

Ketua Umum Apindo, Shinta W Kamdani memberikan sambutan di acara pelantikan pengurus DPP Apindo Sulteng periode 2025-2030, Selasa malam (06/05/2025)/hariansulteng

HARIANSULTENG.COM, PALU – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W Kamdani, memuji potensi sumber daya alam yang ada di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kehadiran proyek hilirisasi nikel terutama di Morowali dan Morowali Utara (Morut), terbukti memberikan efek nyata bagi ekonomi di Tanah Air.

Pada tahun 2023, Sulteng mencatatkan realisasi investasi modal asing dan dalam negeri mencapai Rp111,98 triliun.

Dengan angka itu, Sulteng menempati posisi keempat secara nasional sebagai provinsi dengan realisasi nilai investasi tertinggi.

Sulteng justru semakin unggul dari sisi capaian penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp107 triliun, menempati posisi kedua setelah Jawa Barat.

Baca juga  CPM Tegaskan AKM Bekerja Sesuai Koridor Hukum

“39 persen dari total PDRB Sulawesi Tengah masih disumbang oleh sektor industri pengolahan. Kontribusi investasi asing di Sulawesi Tengah tertinggi kedua secara nasional. Ini luar biasa,” kata Shinta usai melantik pengurus DPP Apindo Sulteng di Rama Garden Hotel, Kota Palu, Selasa malam (06/05/2025).

Kendati demikian, ia menyoroti masih tingginya angka kemiskinan di tengah derasnya aliran investasi yang masuk ke Sulawesi Tengah.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata persentase penduduk miskin di Sulteng dalam 5 tahun terakhir (2020-2024) mencapai 12,4 persen.

Dalam kurun waktu yang sama, industri pengolahan menjadi sektor utama penopang ekonomi Sulawesi Tengah, dengan rata-rata kontribusi sebesar 36,6 persen.

Baca juga  Asisten Setda Kota Palu Hadiri Halal Bihalal di Kelurahan Tondo

“Lonjakan investasi pertambangan di Morowali dan Morowali Utara ternyata belum mampu mengatasi masalah kemiskinan. Kemiskinan di Sulteng berada di angka 11 persen, jauh di angka rata-rata nasional,” ungkap Shinta.

Belum lagi, Shinta menambahkan, masifnya operasi pertambangan memiliki konsekuensi telak terhadap perubahan kualitas udara dan lingkungan.

Menurutnya, pengusaha khususnya yang terhimpun dalam Apindo harus ikut membantu menyelesaikan berbagai persoalan sosial-ekonomi di tengah gemerlap industri nikel.

“Masih banyak dampak yang belum bisa diatasi. Ini PR buat Apindo. Pengusaha harus turun tangan untuk membantu pemerintah menangani persoalan ini,” imbuh Shinta.

(Red)

Share :

Baca Juga

Witan Sulaeman/Instagram @witansulaiman

Olahraga

Masa Kecil Witan Sulaeman di Palu, Pulang Ngaji Langsung Latihan Sepak Bola
Rusdy Mastura gelar kampanye dialogis di Kelurahan Balaroa, Kota Palu, Minggu (20/10/2024)/Ist

Palu

Deklarasikan Dukungan, Warga Balaroa Palu Juluki Cudy sebagai ‘Panglima Orang Miskin’
Asisten Bidang Administrasi Perekonomian Setda Kota Palu, Rahmad Mustafa, menghadiri seminar bertajuk Outlook Ekonomi Sulteng 2025, Senin (13/01/2025)/Pemkot Palu

Palu

Asisten Setda Kota Palu Hadiri Seminar ISEI tentang Prospek Ekonomi Sulteng 2025
Roa Jaga Roa ajak warga ikut operasi katarak gratis di Palu/Ist

Palu

Roa Jaga Roa Ajak Warga Ikut Operasi Katarak Gratis di Palu
Ketua MW KAHMI Sulteng, Andi Mulhanan Tombolotutu/Ist

Palu

4 Alasan Sulteng Jadi Tuan Rumah Munas KAHMI, dari Isu Teroris Hingga Gempa 2018
Aristan menjadi pemantik diskusi bertajuk "Sikap Anak Muda Terhadap Demokrasi dan Pemilu 2024" yang diselenggarakan Walhi Sulteng, Jumat (9/2/2024)/hariansulteng

Palu

Tambang Ilegal di Poboya Berlarut-larut, Wakil Ketua DPRD Soroti Kinerja Polda Sulteng
Ilustrasi - Stop kekerasan terhadap jurnalis/Ist

Palu

Dandim Palu Beri Sanksi kepada Oknum TNI Pengintimidasi Jurnalis
Ketua Komisi A DPRD Kota Palu, Mutmainah Korona/Instagram @mutmainahkorona

Palu

Mutmainah Korona Miris Lihat Pemakaman Massal Poboya