Home / Palu

Senin, 7 Oktober 2024 - 14:59 WIB

Hidup di Bawah Ancaman Merkuri Akibat Tambang Ilegal Poboya

Kolam perendaman emas di area tambang Poboya, Kota Palu/Jatam Sulteng

Kolam perendaman emas di area tambang Poboya, Kota Palu/Jatam Sulteng

HARIANSULTENG.COM, PALU – Kandungan merkuri dalam air dan tanah yang ada di wilayah Kelurahan Poboya, Kota Palu akibat pengolahan emas, dinilai sebagai sesuatu yang membahayakan dan perlu perhatian serius.

Merkuri sering digunakan dalam proses ekstraksi emas karena kemampuannya untuk membentuk amalgam dengan emas. Proses ini melibatkan pencampuran bijih emas dengan merkuri untuk mengekstraksi logam berharga tersebut.

Dampak buruknya, setelah proses pengolahan ini, merkuri yang tidak terpakai justru dapat mencemari lingkungan.

Hasil penelitian tiga mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) Palu, Muh Rahmat Fadillah, Isrun, dan Sri Wahidah Prahastuti yang dipublikasikan Agustus 2023 menemukan paparan bahan kimia pada tanah Poboya, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu.

Di dalam tanah sekitar area pengolahan emas di Lagarutu, Kelurahan Poboya, tiga mahasiswa itu menemukan kandungan bahan kimia jenis merkuri berkisar 0,0068-0,0305 ppm.

Wilayah Poboya sendiri diketahui menjadi lokasi beraktivitasnya pertambangan emas. Selain merupakan lahan konsesi PT Citra Palu Minerals (CPM), di wilayah Poboya juga terdapat aktivitas pertambangan emas ilegal (PETI) yang dilakukan oleh masyarakat.

Baca juga  Jadi Pengingat Warga, Pemkot Palu Rogoh Kocek Belasan Juta Bangun Patung Buaya di Kampung Nelayan

Kegiatan PETI di Kelurahan Poboya dan Kecamatan Mantikulore, Kota Palu telah berlangsung sejak 2006.

Di dua wilayah ini, kegiatan penambangan emas, terutama oleh penambang kecil, seringkali dilakukan tanpa memperhatikan prosedur yang aman dan ramah lingkungan. Limbah yang mengandung merkuri sering dibuang ke sungai atau tanah, yang menyebabkan pencemaran.

Dosen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA), Universitas Tadulako (Untad) Palu, Bambang Sardi mengatakan bahwa keberadaan merkuri di air dan tanah di wilayah Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), terkait erat dengan aktivitas industri pengolahan emas, khususnya di daerah yang memiliki pertambangan rakyat.

Bambang mengungkapkan, pencemaran merkuri memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia, lingkungan, hingga sosial dan ekonomi.

Katanya, dampak pencemaran merkuri bagi kesehatan manusia, misalnya, bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Baca juga  Longsor di Area Tambang Poboya, KNPI Sulteng Sampaikan Duka dan Soroti Peran Pemda

Paparan merkuri dapat menyebabkan keracunan, gangguan neurologis, dan dampak jangka panjang pada sistem saraf.

“Anak-anak dan wanita hamil paling rentan terhadap efek berbahaya merkuri,” kata Bambang, Ahad (29/9/2024).

Sementara dampak merkuri terhadap lingkungan, lanjut Bambang, sering kali terabaikan oleh banyak pihak. Padahal, paparan merkuri yang masuk ke dalam ekosistem dapat merusak flora dan fauna.

“Mikroorganisme di dalam tanah dan air dapat mengubah merkuri menjadi metilmerkuri, bentuk yang lebih berbahaya dan dapat terakumulasi di rantai makanan,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Bambang, pencemaran merkuri tidak hanya berdampak pada kesehatan dan lingkungan, tetapi juga pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

“Pencemaran dapat memengaruhi kualitas air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan pertanian, yang pada gilirannya memengaruhi ketahanan pangan,” imbuhnya.

Syamsuddin, Dosen MIPA Untad lainnya bahkan mengaku tidak berani lagi mengonsumsi air yang bersumber dari Poboya.

Share :

Baca Juga

Ilustrasi mayat/Ist

Palu

Dikira Boneka, Warga Temukan Mayat Pria Mengapung di Pantai Talise Palu
Ilustrasi - Stop kekerasan terhadap jurnalis/Ist

Palu

Dandim Palu Beri Sanksi kepada Oknum TNI Pengintimidasi Jurnalis
Kepala Rutan Kelas IIA Palu, Yansen/hariansulteng

Palu

Penghuni Over Kapasitas, Karutan Palu Harap Wali Kota Realisasikan Janji Pembangunan Gedung Baru
Ilustrasi/Ist

Palu

Beredar Lagi Kasus Penculikan Anak di Kota Palu, Polisi Ingatkan Ancaman Penjara Bagi Penyebar Hoaks
Pemkot Palu Raih Medali Emas Pertama Dari Cabor Balap Motor di Porprov Sulteng/istimewa

Banggai

Pemkot Palu Raih Medali Emas Pertama Dari Cabor Balap Motor di Porprov Sulteng
Pemkot Palu tambah kendaraan operasional patmor untuk Satpol PP dan Dishub/Pemkot Palu

Palu

Pemkot Palu Tambah Puluhan Kendaraan Operasional untuk Satpol PP dan Dinas Perhubungan
Polda Sulteng menjatuhkan sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) terhadap 7 anggota terkait kasus kematian Muh Mughni Syakur/Ist

Palu

Polda Sulteng PTDH 7 Anggota Buntut Meninggalnya Mughni Syakur
Pemerintah Kota (Pemkot) Palu memastikan stok bahan pokok di pasar tradisional cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat/Pemkot Palu

Palu

Pemkot Palu Pastikan Stok Bahan Pokok Aman Jelang Ramadan