HARIANSULTENG.COM, PALU – Masyarakat Kelurahan Poboya, Kota Palu berencana menggelar aksi demo menuntut pemerintah menyelesaikan konflik tambang.
Esklasi konflik tambang di wilayah tambang Poboya diketahui terus meningkat beberapa waktu terakhir.
Bahkan, bentrokan dengan aparat kepolisian tak terhindarkan saat warga menutup akses jalan menuju perusahaan PT Citra Palu Minerals (CPM) pada 26 Oktober 2022 lalu.
Merasa tak kunjung mendapat titik terang, warga Poboya bakal menggeruduk Kantor Gubernur Sulawesi Tengah di Jalan Sam Ratulangi, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu.
“Kami akan membangun kekuatan. Pemerintah harus segera menyelesaikan permasalahan ini. Kami akan menggalang massa dan berdemo ke gubernur,” ungkap Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Poboya, Herman Pandejori, Senin (31/10/2022).
Pascabentrok dengan kepolisian, Herman menyebut belum ada Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura maupun Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid datang ke lokasi untuk mendengarkan aspirasi warga.
“Kami berharap pemerintah mencari solusi terbaik buat masyarakat, datang dan bernegosiasi dengan kami. Kami ingin cari hidup di kampung sendiri, kami masyarakat asli dan bukan pendatang,” kata Herman. (Sub)