HARIANSULTENG.COM, MOROWALI – Suhu pertarungan mulai terasa menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Morowali 2024.
Baru-baru ini, Kuswandi sebagai salah satu bakal calon bupati Morowali mengibaratkan dirinya bagai semut yang akan melawan tiga gajah.
Hal itu diungkapkan Kuswandi kepada jurnalis usai menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUD Undata, Kota Palu pada 31 Agustus 2024.
Pasangan Kuswandi-Syahnil Umar diprediksi akan berhadapan dengan tiga bakal pasangan calon (bapaslon) lainnya, yaitu Rachmansyah Ismail-Harsono Lamusa, Iksan Baharudin Abdul Rauf-Iriane Ilyas, dan Taslim-Asgar Ali.
Taslim yang berstatus petahana menilai semua kandidat memiliki peluang yang sama untuk memenangkan kontestasi Pilkada Morowali.
Sehingga menurutnya, tidak tepat jika Pilkada Morowali digambarkan sebagai pertarungan antara semut melawan gajah.
“Orang yang masuk dalam daftar kandidat itu kan dianggap telah mapan dan memenuhi syarat. Jadi rasanya kurang tepat. Saya pun tidak mengerti kalau ada yang menganalogikan ini gajah ini semut,” jelas Taslim saat dihubungi, Minggu malam (1/9/2024).
Taslim menambahkan, partai politik memiliki mekanisme dan mempertimbangkan semua hal dari berbagai sisi ketika ingin mengusung calon kepala daerah, termasuk di Morowali.
“Semua kandidat didukung partai politik. Artinya mereka dianggap mampu dan sanggup,” ucapnya.
Pria berusia 57 tahun itu menilai narasi ‘semut lawan gajah’ yang dilontarkan merupakan bagian dari kepentingan politik untuk menarik simpati masyarakat.
Taslim menyebut pada akhirnya rakyat Morowali yang akan menentukan pilihannya di bilik suara pada 27 November 2024 mendatang.
“Saya memandangnya ini hanya sekedar pencitraan, mengecilkan diri untuk menarik simpati. Semua kandidat ini merupakan putra terbaik di Morowali, dan masyarakat tahu hal itu. Tidak ada kandidat yang keturunan raja, anak pajabat dan sebagainya. Kita semua orang kecil, lahir dari akar rumput,” pungkas Taslim.
(Red)