HARIANSULTENG.COM, PALU – Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng) memberikan penjelasan soal polisi meminta kendaraan Anggota DPD RI, Abdul Rachman Thaha menyingkir dari bandara.
Kejadian itu dialami Rachman Thaha itu saat Kapolda Sulteng, Irjen Rudy Sufahriadi menjemput tamu di Bandara Mutiara Sis Aljufri, Kota Palu.
Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Sulteng, Kompol Sugeng Lestari menerangkan bahwa yang menegur kendaraan Rachman Thaha saat itu merupakan petugas Pos Pelayanan Operasi Ketupat Tinombala di bandara.
“Kapolda bermaksud meninggalkan bandara tetapi terhalang oleh kendaraan Anggota DPD RI. Jadi yang menegur petugas posyan, bukan ajudan kapolda seperti berita yang beredar,” ungkapnya saat dihubungi, Jumat (6/5/2022).
Meski demikian, perwira satu melati itu meminta maaf atas perlakuan kurang mengenakkan petugas terhadap Rachman Thaha.
Di sisi lain, Kompol Sugeng membantah jika polisi memberikan pengamanan dan pengawalan penjemputan tamu kapolda di bandara.
Sebaliknya, hal itu dilakukan terhadap kapolda karena sudah menjadi protokol tetap (protap) di tubuh kepolisian.
“Ketika Bapak Kapolda mendatangi fasilitas umum, dalam hal-hal tertentu memang dilakukan pamwal. Jadi yang dikawal adalah kapoldanya, bukan tamu yang dijemput. Kami mohon maaf jika ada hal yang kurang nyaman. Saya kira Bapak Kapolda juga sudah meminta maaf atas kejadian ini,” imbuh Kompol Sugeng.
Sebelumnya, Rachman Thaha menyoroti aksi Kapolda Sulteng, Irjen Rudy Sufahriadi menjemput kedatangan diduga Warga Negara Asing (WNA) ke Kota Palu.
Rachman Thaha ketika itu menumpangi pesawat Garuda Indonesia dari Makassar dan tiba di Bandara Mutiara Sis Aljufri pada Kamis (5/5/2022) sekitar pukul 15.00 Wita.
Dalam perjalanan, pria berusia 42 tahun itu mengaku berada dalam satu ruangan di kelas bisnis bersama para WNA tersebut.
“Kami berdekatan tempat duduknya di kelas bisnis. Sepertinya mereka orang Cina karena dilihat dari ciri fisik dan bahasa yang mereka gunakan saat berbicara,” kata Rachman Thaha.
Ketika pesawat berhasil mendarat, Rachman Thaha merasa terkejut dengan kehadiran Irjen Rudy yang telah berada di depan pintu masuk.
Bahkan, kata dia, jenderal bintang dua itu berdiri dengan posisi sikap sempurna sambil memberi hormat.
“Tamu ini siapa sampai-sampai kapolda jemput langsung dan beri hormat. Kalau pejabat negara ya tidak apa-apa, tapi saya yakin mereka bukan pejabat negara,” beber Rachman Thaha.
Rachman Thaha kemudian mengaku mendapat perlakuan kurang mengenakkan dari aparat kepolisian di bandara.
Kejadian itu bermula saat dirinya hendak memasukan barang bawaan ke dalam bagasi mobil di area parkiran.
Namun petugas justru memintanya menyingkirkan kendaraan dan segera meninggalkan area bandara.
“Penjemputannya seperti melebihi kapolri. Sangat disayangkan dan patut dipertanyakan. Ada apa seorang kapolda menjemput hingga mobil saya diusir,” ujar Rachman Thaha.
Namun saat dikonfirmasi, Kapolda Irjen Rudy menyebut tamu tersebut merupakan teman dekat dari Jakarta dan bukan WNA.
“Saya mohon untuk dimaafkan bila ada anggota berlebihan dan saya akan menindak anggota tersebut. Sekali lagi saya mohon maaf, ini hanya kunjungan silaturahmi dalam rangka Idulfitri,” kata Irjen Rudy melalui pesan singkat. (Rmd)