Dalam diskusi bersama warga, terungkap ide-ide mengembangkan situs geologi itu untuk kegiatan ekonomi dan kepariwisataan.
Maskuri Sutomo, tim ahli yang ljuga pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Tadulako mengatakan, pentingnya menyiapkan konsep pariwisata yang bisa membuat wisatawan yang datang kelokasi yang dikunjungi bisa tinggal lebih lama.
“Hal itu penting agar terjadi perputaran ekonomi. Untuk itu penting bagi kita untuk menyiapkan produk-produk ekonomi kreatif yang unik yang bisa ditawarkan kepada wisatawan yang datang,” katanya.
Menurutnya, selain produk kerajinan dan makanan, paket wisata yang menarik juga perlu disiapkan untuk menarik kunjungan.
Lokasi lain di Kecamatan Pamona Puselemba yang menjadi calon Warisan Geologi adalah Gua Pamona dan Air Terjun Saluopa.
Oleh Badan Geologi, Air Terjun Saluopa disebut Travertin Saluopa. Ini menggambarkan lokasi itu secara geologi adalah bukti kunci proses pengendapan mineral kalsium karbonat secara kimia pada air tawar.
Selain itu, di sisi pariwisata, kawasan ini menjadi salah satu daya tarik penting menarik wisatawan datang ke Kabupaten Poso.
Dalam diskusi dengan warga Desa Wera tempat di mana air terjun ini berada, sejumlah warga mengungkapkan masih minimnya kontribusinya terhadap perekonomian masyarakat setempat.
“Wisatawan sekarang hanya datang sebentar. Tidak sempat berbelanja di sini. Ada bahkan yang datang sudah lengkap dengan makanan sendiri. Jadi kami sulit juga untuk berjualan,” kata Putri, salah seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi air terjun Saluopa.
Sedangkan dalam diskusi bersama warga Desa Petiro dan Poleganyara di Kecamatan Pamona Timur, tim ekspedisi juga menemukan persoalan yang sama, yakni masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung dilokasi serta belum banyak yang mengetahui objek-objek itu.
Di Desa Poleganyara terdapat situs Foliasi batuan metamorf. Lokasi ini juga adalah bukti sesar di wilayah Pamona Timur.
Sedangkan di Taripa terdapat situs Zeolit Pompangeo yang juga merupakan sesar di wilayah ini.
Adapun di Desa Matialemba terdapat situs Filit Pompangeo yang secara ilmiah menjelaskan proses metamorfisme pada batuan sedimen akibat proses pengangkatan dan sesar.
Terhadap hal itu, Lian Gogali menyebut salah satu yang sedang disiapkan oleh Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah adalah papan informasi yang secara singkat menjelaskan objek di lokasi itu.
“Kita punya beberapa situs penting di wilayah ini, tapi memang belum banyak dikenal. Di antaranya Telaga Toju yang punya cerita sejarah masyarakat di sini. Sayangnya sekarang sudah hampir kering karena adanya perkebunan kelapa sawit,” ujar salah seorang tokoh masyarakat Petiro.
Meski secara umum situs-situs ini tidak begitu menarik bagi wisatawan umum, namun sangat menarik jika dikembangkan sebagai kawasan wisata minat khusus, terutama bagi mereka yang senang mempelajari sejarah bumi.
Bukan hanya di wilayah Pamona bersaudara. Bukti-bukti geologi yang menunjukkan proses terbentuknya wilayah Poso dan Sulawesi juga bisa dilihat dari Hipostratotipe di tebing Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan. Situs ini menunjukkan bukti genangan laut di Kabupaten Poso sekitar 2,5 juta tahun lalu.