HARIANSULTENG.COM – Sebanyak 44 kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) terjadi di Sulawesi Tengah (Sulteng) saat momen mudik Idulfitri 1444 Hijriah.
Puluhan kasus kecelakaan ini terjadi mulai H-4 hingga H+3 lebaran, atau 8 hari selama pelaksanaan Operasi Ketupat Tinombala 2023.
Hal itu diungkapkan Kabidhumas Polda Sulteng, Kombes Djoko Wienartono dalam keterangan resminya yang dibagikan kepada media, Rabu (26/4/2023).
“Delapan hari pelaksanaan Operasi Ketupat Tinombala dari 18 sampai 25 April 2023, telah terjadi 44 kasus kecelakaan lalu lintas,” ungkapnya.
Djoko merincikan, 44 kasus kecelakaan ini mengakibatkan 12 korban meninggal dunia, 19 luka berat, 57 luka ringan dan kerugian materil Rp 147.300.000.
Padahal untuk mencegah terjadinya laka lantas, pihaknya telah memberikan tindakan teguran kepada 5.340 pelanggar, tilang etle statis 2.040, tilang etle mobile 16 dan tilang manual 106.
Upaya preventif dalam rangka Kamseltibcar lantas sudah cukup masif dilakukan, yakni pengaturan lantas sebanyak 5.278 kali, penjagaan lantas 2.193 kali, pengawalan 58 kali dan patroli lantas 4.466 kali.
Imbauan itu juga rutin dilakukan melalui media sosial atau media konvensional, serta melakukan penyebaran atau pemasangan spanduk, leaflet, stiker dan bilboard.
“Kecelakaan tertinggi terjadi pada 25 April sebanyak 11 kasus, 21 April 9 kasus, 23 April 8 kasus, 24 April 7 kasus, 20 April 5 kasus, 19 dan 22 April masing-masing 2 kasus laka lantas,” ucap Djoko.
Sebagian besar kecelakaan terjadi karena human eror atau faktor manusia baik sebagai pengendara atau pengemudi, seperti lelah, ngantuk, melanggar batas kecepatan, mendahului/berbelok/pindah jalur, berpindah lajur, tidak mengutamakan pejalan kaki dan lainnya.
“Diingatkan kepada masyarakat agar benar-benar dalam kondisi sehat dan fit apabila akan melakukan perjalanan. Cek kelayakan kendaraan utamanya fungsi pengereman dan kelayakan yang lainnya. Patuhi aturan berlalu lintas, utamakan keamanan dan keselamatan diri sendiri dan orang lain,” pungkasnya. (Bal)