HARIANSULTENG.COM, PALU – Ketua Senat Universitas Tadulako (Untad), Prof Muhammad Basir Cyio menepis tudingan telah melakukan intimidasi dan kekerasan terhadap Nur Sangadji.
Nur Sangadji merupakan Dosen Fakultas Pertanian Untad sekaligus Wakil Sekertaris Kelompok Peduli Kampus (KPK).
Prof Basir membenarkan memegang pundak Nur Sangadji ketika bertemu di Gedung Rektorat di hari pelaksanaan wisuda 15 Desember 2021 lalu.
Akan tetapi, dirinya saat itu hanya ingin mengajak Nur Sangadji berbicara langsung terkait persoalan yang terjadi.
“Saya tidak intimidasi. Tapi kalau saya pegang pundak sambil berdialog itu terasa sakit, artinya otot beliau masih sangat sensitif. Ibarat bayi, otot-ototnya masih muda sekali,” kata Prof Basir, Selasa (21/12/2021).
“Kalau intimidasi, di situ banyak orang dan tidak ada satupun mendekat apalagi melerai. Terus kenapa tidak berteriak jika saya lakukan kekerasan,” ucapnya menambahkan.
Mantan Rektor Untad dua periode itu mengaku tak peduli jika dirinya dilaporkan ke polisi atas kejadian tersebut.
Sebab menurutnya, Nur Sangadji kerap melemparkan tudingan terhadapnya selama 30 tahun di Fakultas Pertanian Untad.
“Bukan kali ini saja saya melihat Pak Nur Sangadji mendeskreditkan orang. Dia sosok yang tak pernah salah selama 30 tahun saya mengenalnya, susah dibantah. Jadi kalau Pak Nur Sangadji yang bilang, itu sudah benar, saya yang salah tak apa-apa,” terang Prof Basir Cyio. (Agr)