HARIANSULTENG.COM, PALU – Sebuah petisi muncul menjelang dilangsungkannya Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Universitas Tadulako (PKKMB Untad).
Petisi itu berisi berupa ajakan penolakan mahasiswa baru (maba) dibotak saat mengikuti PKKMB 2022.
Pengamatan HarianSulteng.com, Senin (8/8/2022) pukul 19.01 Wita, petisi bertajuk “Hilangkan Budaya Primitif di Kampus Untad, Ayo Jadi Salah Satu Kampus Maju di Indonesia” itu telah ditandatangani 761 orang dari target 1.000 tanda tangan.
Petisi tersebut diprakarsai Pejuang Kebenaran melalui laman Change.org sejak Minggu (7/8/2022) kemarin.
Dalam keterangannya, pengunggah mempersoalkan kewajiban maba khususnya laki-laki harus menghilangkan rambutnya alias botak.
Menurutnya, aturan itu tidak memiliki alasan jelas dan hanya berdasar pada penerimaan maba tahun-tahun sebelumnya.
Ia melanjutkan, kebiasaan ini justru tidak terdapat di kampus-kampus maju di Indonesia saat momen penerimaan mahasiswa baru.
“Tidak pernah ada alasan rasional kenapa mana diperintahkan demikian kecuali hanya meneruskan budaya primitif senior mereka tempo doeloe. Ketika kampus-kampus besar dan maju di Indonesia telah menghapus budaya kebodohan tersebut, di kampus untad budaya primitif tersebut justru dipelihara,” tulis Pejuang Kebenaran.
Belum ada keterangan resmi dari pihak Untad terkait beredarnya petisi menolak cukur rambut bagi maba tersebut.
Sebelumnya pada 6 Agustus 2022, Untad telah menggelar Training of Trainers (ToT) bagi 395 dosen pemateri PKKMB 2022.
“PKKMB tahun ini dilaksanakan secara hybrid karena ruangan yang tak mencukupi di Untad. Materi PKKMB akan berkaitan dengan ketahanan nasional, terorisme, narkotika, MBKM, revolusi industri dan lingkungan ketadulakoan,” kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Untad, Sagaf. (Sub)