HARIANSULTENG.COM, PALU – Naiknya harga cabai di Kota Palu, Sulawesi Tengah dikeluhkan sejumlah pedagang makanan.
Dalam sepekan terakhir, harga cabai rawit di pasar tradisional di Kota Palu tembus Rp 90 ribu hingga 100 ribu per kilogram.
Keluhan kenaikan cabai itu pun seperti datang dari Suhardi, pedagang siomay di Kawasan Masjid Agung Palu.
Pria 49 tahun itu mengaku modal yang dikeluarkan kini sudah tidak sesuai lagi dengan keuntungan.
Suhardi setiap hari mangkal di depan pintu masuk Masjid Agung sejak sore hingga jelang tengah malam.
Jurnalis HarianSulteng.com mencoba mendekati Suhardi sekaligus mencoba siomay dagangannya, Sabtu (11/6/2022) sore.
Sambil mencicipi tahu, siomay dan batagor di piring plastik kecil, jurnalis HarianSulteng.com memulai percakapan terkait kenaikan harga cabai.
Sambil tersenyum ramah, Suhardi bercerita bahwa mahalnya harga cabai telah berdampak pada omzet jualan.
“Sekarang pada naik semua, seminggu ini cabai sudah Rp 100 ribu per kilo. Cabai kan salah satu bumbu siomay,” tutur pedagang asal Pulau Jawa tersebut
Meski harga meroket, ia mengaku tidak mengurangi pemakaian cabai untuk bumbu siomay dagangannya.
Dalam sekali produksi, Suhardi bisa menghabiskan satu hingga tiga kilogram cabai rawit.
Ia justru khawatir cita rasa bumbu siomaynya berkurang ketika mengurangi standar penggunaan cabai.
“Kalau tidak pedas juga tidak mantap,” kata Suhardi sambil sesekali berdiri dari tempat duduknya untuk melayani pelanggan.
Selain cabai rawit, barang-bahan lain untuk pembuatan siomay juga mengalami kenaikan signifikan.