HARIANSULTENG.COM, PALU – Sejumlah lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) di lingkar tambang Poboya memprotes pemutusan hubungan kerja sama oleh PT Citra Palu Minerals (CPM) terhadap PT Adijaya Karya Makmur (AKM).
Mereka menilai pemutusan hubungan kerja sama itu dilakukan secara sepihak oleh CPM sehingga akan berdampak terhadap 500 karyawan AKM sebagai kontraktor.
Pengurus LPM Kelurahan Lasoani, Enjos merasa ragu dengan janji CPM yang akan mengakomodir karyawan AKM dan melanjutkan pengolahan emas dengan sistem perendaman.
Pihaknya bersama sejumlah LPM sepakat ‘mengusir’ PT CPM jika tetap bersikukuh tidak lagi menjalin kerja sama dengan PT AKM.
“Bagaimana mau kita percaya CPM akan akomodir pekerja di AKM, sedangkan komitmen dulu dan janji CPM tidak dipenuhi. Mengajukan proposal saja untuk kontribusi terhadap tim sepakbola Kelurahan Lasoani yang sudah masuk di divisi 3, sampai sekarang tidak bantuannya. Maaf, segelas air minum saja dari CPM tidak ada,” kata Enjos, Senin (03/02/2025).
Hal senada ditegaskan oleh pengurus LPM Kelurahan Tondo, Rahmat Hidayat. Ia mengakui bahwa kehadiran PT CPM belum dirasakan masyarakat.
Rahmat sepakat agar CPM hengkang dan memastikan masyarakat lingkar tambang akan terus berjuang agar AKM kembali beraktivitas di Poboya.
Sikap usir CPM dari Poboya juga diutarakan pengurus LPM Abadi Kelurahan Talise Tonny Hasbi, perwakilan LPM Kelurahan Talise Valangguni Asrafil, serta perwakilan LPM Kawatuna Asnawir.
Mantan anggota DPRD Kota Palu, Sofyan Aswin tak memungkiri bahwa janji-janji PT CPM soal apa saja tidak bisa lagi dipercaya.
“Awalnya mereka sangat baik. Tapi setelah tujuan mereka tercapai dan kukunya sudah tertanam kuat disitulah kita sudah tidak mereka pakai. Coba hitung berapa pekerja lingkar tambang yang punya jabatan di sana? Tidak ada, semuanya berasal dari luar,” tutur Sofyan.
(Red)