HARIANSULTENG.COM – Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap sejumlah kasus narkotika sepanjang 2023 di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng).
Dalam konferensi pers, Jumat (22/12/2023), BNN Sulteng mencatat adanya tren kenaikan jumlah laporan maupun barang bukti narkoba yang diamankan.
“Tahun lalu ada 26 laporan kasus narkotika, sementara tahun ini berjumlah 28 kasus. Jadi ada kenaikan dua kasus,” ungkap Kepala BNN Sulteng, Brigjen Monang Situmorang.
Selama Januari – Desember 2023, pihaknya menyita 1.774,22 gram sabu. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya berkisar 1.500 gram sabu.
Selain sabu, BNN Sulteng juga berhasil mengamankan barang bukti ganja seberat 10,571 gram. Adapun total uang tunai dari barang haram tersebut mencapai Rp 166.351.000.
“Pengungkapan narkoba sepanjang 2023 yaitu dengan 28 berkas tersangka. Selain menyita narkoba, terdapat 2 unit sepeda motor dan satu mobil yang diamankan,” jelas Monang.
Program pencegahan yang menjadi prioritas BNN Sulteng tahun 2023 adalah pelatihan soft skill bagi siswa SMA sederajat dan pelatihan ketahanan keluarga anti narkoba.
Program ini bertujuan untuk membentuk imunitas para siswa dan guru, serta lingkup keluarga dalam upaya pencegahan narkoba.
Program tersebut mulai dilaksanakan di Desa Lolu dan Tinggede Selatan, Kabupaten Sigi. “Selain pencegahan, kami juga mengajak masyarakat berperan aktif mencegah penyalahgunaan narkoba melalui pelatihan pengembangan kapasitas,” ucapnya.
Selain itu, program pemberdayaan alternatif juga dilakukan pada wilayah rawan penyalahgunaan narkoba.
Sejumlah wilayah yang mendapatkan intervensi adalah Kelurahan Pantoloan, Kota Palu. Program pemberdayaan menyasar 15 orang yang diberi pelatihan membuat kerajinan tangan.
Kemudian dalam rangka deteksi dini penyalahgunaan narkotika di Sulteng, BNN melakukan tes urine bekerja sama dengan instansi pemerintah maupun pihak swasta.
BNN Sulteng juga melakukan upaya penyelamatan para penyalahguna dari jeratan narkoba melalui program rehabilitasi.
Upaya rehabilitasi yang menjadi prioritas di tahun 2023 adalah terbentuknya intervensi berbasis masyarakat (IBM), yang dibentuk di Desa Lolu dan Tinggede Selatan, Kabupaten Sigi.
“Rehabilitasi ini ditujukan bagi korban penyalahguna dengan status ringan. Tim yang melakukan rehabilitasi disebut sebagai agen perubahan. Selama 2023, mereka berhasil melakukan pemulihan sebanyak 30 orang,” terang Monang.
(Jmr)