HARIANSULTENG.COM – Aksi tawuran antarsesama mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tadulako (Untad) beberapa waktu lalu mendapat reaksi dari para alumni.
Akibatnya, pihak kampus sebelumnya telah mengambil langkah tegas dengan meliburkan aktivitas perkuliahan di fakultas teknik selama 4 hari mulai 30 – 3 Desember 2022.
Dua hari setelah kejadian itu, Ikatan Alumni (IKA) Teknik Untad menggelar konferensi pers di sebuah kafe di Kota Palu, Kamis (1/12/2022).
Kegiatan itu turut dihadiri sejumlah perwakilan kelompok yang bertikai, yaitu Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS) dan Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM).
Di tataran kemahasiswaan Fakultas Teknik Untad, kedua organisasi ini terkenal dengan istilah sektor selatan (mesin) dan sektor utara (sipil).
“Kami menjaga Untad secara keseluruhan. Tetapi sangat disayangkan kejadiannya malah terjadi di internal sendiri. Bikin malu sesama kita saling berbenturan. Terlepas apakah elektro, arsitek, sipil atau mesin, orang luar tahunya ini fakultas teknik,” ungkap Ketua IKA Teknik Untad, Arwan Ibrahim.
Arwan mengatakan, keluarga besar teknik Untad mestinya merasa bangga karena salah satu alumninya yaitu Prof Amar belum lama ini terpilih sebagai Rektor Untad periode 2023 – 2027.
Akan tetapi, kebanggaan itu seketika berubah menjadi rasa malu menyusul aksi tawuran sesama mahasiswa fakultas teknik.
Sebagai Ketua IKA Teknik Untad, Arwan mengaku turut dihubungi pimpinan kampus terkait ketegangan yang terjadi di kalangan mahasiswa.
Ia mengungkapkan bahwa aksi tawuran hanya gegara sebuah pertandingan futsal itu telau membuat dunia pendidikan di Sulawesi Tengah menjadi tercoreng.
“Di mana-mana saya sampaikan kalau alumni kita terpilih sebagai rektor, dengan bangganya. Tapi sekarang muka kita menjadi tercoreng hanya karena persoalan ego. Apa untung ruginya kalah main futsal kemudian melukai saudara sendiri. Kalian itu orang-orang terdididik,” imbuh Arwan.
Di hadapan pengurus HMTS dan HMM, Arwan mengingatkan mahasiswa Fakultas Teknik Untad agar tidak mudah terprovokasi dan akhirnya mengakibatkan kerugian besar di lingkup kampus.
“Saya ditelepon dua pimpinan termasuk pak rektor. Beliau bilang kok bisanya internal kalian begini. Kan malu dibilang begitu, kami kaget dan tidak menyangka. Saya berharap kejadian kemarin tidak terulang dan hentikan. Kalian orang-orang terpelajar, bukan preman pasar,” ketus alumni prodi teknik sipil itu. (Sub)