HARIANSULTENG.COM, PALU – Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid secara resmi menutup Festival Olahraga Tradisional (FOT) ke-2, Jumat (22/9/2023).
Kegiatan yang digelar sejak 20 – 22 September 2023 itu diikuti sejumlah siswa dari SMA se-Kota Palu yang dipusatkan di lapangan Kelurahan Nunu.
Dalam sambutannya, Hadianto menyebut bahwa ada dua tujuan utama dilaksanakannya Festival Olahraga Tradisional.
Pertama yakni mengingatkan kembali kepada masyarakat terkait warisan dan kearifan lokal dalam olahraga, baik tarik tambang, engrang maupun permainan hadang.
“Saya masih ingat, ketika main hadang di SD, lapangannya seluas ini. Dan saya paling jago main hadang. Biasa orang kecil itu kencang larinya,” ujar Hadianto mengenang masa kecil.
Selain mengingat kearifan lokal, Hadianto menyebut olahraga tradisional menjadi olahraga pilihan yang tidak membutuhkan biaya yang tinggi, tetapi mampu memberikan penguatan fisik.
Kemudian, tujuan kedua adalah menguatkan hubungan persaudaraan di antara anak-anak SMA. Boleh berkompetisi tapi dalam hal positif.
Olehnya, Pemerintah Kota Palu berharap persaudaraan di antara anak-anak SMA yang ada di Kota Palu mampu terhubung, terjaga dan terbina dengan baik.
“Karena pada akhirnya, kota ini kalian yang akan urus. Saya hari ini jadi wali kota dan kepala OPD yang mengelola kota ini, pada akhirnya masanya akan berakhir. Maka ketika kami berakhir, masa kalian yang akan masuk. Ketika kalian masuk, maka kami berharap kalian mampu dan menyiapkan diri untuk itu,” ungkap Ketua Hanura Sulteng itu.
“Kalau kalian (para siswa, red) menginginkan kota ini maju, menjadi kota yang hebat, maka anak-anakku sekalian, kalian harus menyiapkan diri sebaik-baiknya,” terang Hadianto.
Hadianto menyatakan siapapun yang menjadi juara hanyalah sebuah angka. Angka yang akan memotivasi untuk mendapatkan angka yang lebih baik.
Selain itu, ia juga merasa bersyukur bahwa Kota Palu nihil tawuran sekolah, meskipun jaman dulu cukup marak.
“Itu sangat hebat, karena di beberapa daerah besar, seperti Jakarta, tawuran antar pelajar itu masih ada. “Alhamdulillah di Kota Palu sudah nihil, tidak ada lagi. Begitupun antar kampung juga nihil tawuran,” ujarnya. (Mrj)