HARIANSULTENG.COM, PARIMO – KPU Parigi Moutong (Parimo) menetapkan 4 pasangan calon yang akan mengikuti pemungutan suara ulang (PSU) pada 16 April 2025.
Keempat pasangan itu di antaranya Badrun Nggai-Muslih, Nur Dg Rahmatu-Arman, Nizar Rahmatu-Ardi, dan Erwin Burase-Abdul Sahid.
Kekayaan delapan kontestan di PSU Parimo cukup bervariatif. Muslih memiliki nilai kekayaan sekitar Rp4,6 miliar.
Kemudian disusul Erwin Burase dengan nilai kekayaan sebesar Rp4,5 miliar, Nizar Rahmatu Rp3,6 miliar, Badrun Nggai Rp2 miliar, dan Ardi 1,9 miliar.
Dari seluruh paslon, Harian Sulteng tidak menemukan nama Nur Dg Rahmatu dan Arman dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Sementara itu, Abdul Sahid menjadi kontestan terkaya dibanding peserta lainnya dengan total harta kekayaan mencapai Rp96 miliar.
Merujuk LHKPN yang dilaporkan pada 27 Agustus 2024, harta Sahid terdiri dari tanah dan bangunan sebesar Rp86,8 miliar, alat transportasi dan mesin Rp9 miliar, serta kas dan setara kas Rp182,1 juta.
Abdul Sahid lahir di Sienjo, 25 Oktober 1969. Pada 5 September 2020, dirinya dilantik sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Tambang Batuan (Aspeta) Kota Palu periode 2020-2025.
Sahid memiliki usaha tambang pasir bernama CV Amarsha yang beroperasi di Desa Sunju, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.
Sang istri, Marwa AM Mahdang, tercatat sebagai pemilik manfaat atau beneficial owner (BO) dari CV Amarsha.
Pada Februari 2023, Sahid menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara CV Amarsha dengan Pemkab Sigi ihwal Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) mineral bukan logam dan batuan.
Melansir laporan Tempo berjudul “Teluk Palu Dikeruk demi IKN dan Food Estate” tertanggal 19 Januari 2025, CV Amarsha disebut menjadi penyuplai pasir ke Kalimantan Timur.
Laporan itu juga mengungkapkan hubungan bisnis antara CV Amarsha dengan PT Barokah Maju Sejahtera – perusahaan tambang galian C jenis batuan di Kelurahan Watusampu, Kota Palu.
Amarsha disebut menerima pesanan dari Barokah Maju sebesar 15 ribu ton pasir yang dikirim pada Februari 2025 lalu.
Barokah merupakan pemasok utama pasir halus dari Palu untuk kebutuhan pembangunan jalan food estate di Merauke, Papua Selatan.
Mereka menggandeng perusahaan Sahid karena Barokah Maju tak memiliki izin pertambangan pasir, termasuk pasir halus yang biasanya harus digangsir dari dalam sungai.
(Red)