HARIANSULTENG.COM – Brigadir Agil Sufandi, seorang anggota Polri asal Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) dilaporkan menghilang sejak 2019.
Kejadian ini terjadi ketika lulusan SPN Labuan 2008 itu ditempatkan di Polres Banggai sebagai Liasion Officer (LO). Saat itu Kapolres Banggai dijabat AKBP Moch Sholeh.
Awalnya, Brigadir Agil menghubungi orangtuanya dan memberitahukan bahwa dirinya akan berangkat ke Jakarta.
Keberangkatannya karena ditugaskan untuk menjaga rumah Kapolres Banggai, sebab AKBP Sholeh ingin menunaikan ibadah haji.
“Dia bilang kapolres bersama ibu ingin berangkat haji, jadi ditugaskan untuk menjaga rumah. Menemani keluarga yang ditinggalkan di Jakarta,” kata Ayah Brigadir Agil, Aris saat mendatangi Kantor Perwakilan Komnas HAM Sulteng, Jumat (29/9/2023).
Didampingi kuasa hukum bersama SKP-HAM Sulteng, kedatangan Aris disambut langsung Ketua Komnas HAM RI, Atnike Nova Sigiro.
Aris menjelaskan, sang anak kala itu mengaku tak mengetahui keberangkatannya ke Jakarta dalam rangka dinas atau atas permintaan pribadi dari AKBP Moch Sholeh.
Pada penghujung Juli 2023, Aris sudah tak bisa menghubungi Agil saat dirinya sedang ada pekerjaan di Bogor. Padahal, keduanya telah membuat janji untuk bertemu.
“Selama ini komunikasi berjalan. Tapi setelah saya di Bogor, saya hubungi via Whatsapp, SMS dan telepon tidak tersambung. Saya heran ada apa ini, sampai saya kembali ke Palu,” terangnya.
Beberapa hari setelah tiba di Palu, Aris didatangi teman-teman Agil yang memberitahukan bahwa putranya menghilang.
Mendengar kabar tersebut, ia kemudian menghubungi AKBP Moch Sholeh sebagai pimpinan Polres Banggai.
“Kapolres mengira anak saya sudah di Palu. Dia bilang ‘kalau begitu marilah kita cari bersama-sama sambil berdoa’,” kata Aris menirukan percakapannya dengan Moch Sholeh.
Ayah 56 tahun itu terus menghubungi Sholeh namun tak kunjung mendapat kabar tentang keberadaan putra kesayangannya.
Setelah sekian lama menunggu, Aris tiba mendapat telepon dari Brigadir Agil. Ia menyebut sang anak saat berbicara sambil menangis.
Kepada sang ayah, Agil mengaku tak lagi berada di rumah Sholeh. Ia juga merasa kecewa kepada komandannya tersebut.
“Di penghujung 2019, dia (Agil) telepon satu kali, sambil nangis. Saya tanya sekarang di mana, dia jawab lagi Bandung, sedang sakit. Dia bilang intinya kecewa kepada pimpinannya,” ucapnya.
Aris bersama istrinya membujuk Agil untuk pulang ke Palu, namun ditolak. Komunikasi anak dan orangtua kemudian terputus hingga saat ini.
Setelah Aris menceritakan kronologis kejadian hilangnya sang anak, Direktur SKP-HAM Sulteng, Nurlaela Lamasitudju menyerahkan berkas pengaduan kepada Komnas HAM terkait kasus hilangnya Brigadir Agil Sufandi.
“Brigadir Agil Sufandi hilang di Jakarta dalam masa tugas dalam rangka menjaga rumah pimpinannya, Kapolres Banggai. Bapak Aris baru melaporkan hal ini kepada kami karena kondisi psikologis beliau yanh mengalami kecemasan dan ketakutan yang berlebihan,” ujar Nurlaela.
Selain ke Komnas HAM, pihaknya juga membuat laporan hilangnya Brigadir Agil Sufandi ke Polda Sulteng.