HARIANSULTENG.COM, PALU – Keluarga AR, bocah kelas 2 SD korban pembunuhan di Kecamatan Palu Barat, Kota Palu merasa syok mendengar hasil visum yang disampaikan kepolisian melalui media massa.
Sementara di sisi lain, Selvia selaku ibu korban mengaku pihak keluarga sampai saat ini belum menerima hasil visum secara langsung dari Polresta Palu.
“Sampai saat ini belum ada. Kemarin dibilang hasilnya sudah ada tapi belum ditanda tangan. Harusnya diperlihatkan dulu hasil visum ke keluarga sebelum dirilis. Kenapa sudah dirilis tapi belum diperlihatkan kepada kami,” kata Selvia saat ditemui di kediamannya, Jumat (3/11/2023).
Selvia menceritakan, emosi suaminya meledak ketika mendengar penjelasan Kasatreskrim Polresta Palu, AKP Ferdinand E Numbery terkait hasil visum mendiang anaknya.
Dalam keterangannya, Ferdinand menyebut tidak ditemukan tanda kekerasan seksual pada diri korban AR berdasarkan hasil visum dari Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palu.
Sang suami, kata Selvia, merasa tak percaya dan meragukan keterangan polisi bahwa anaknya tidak mengalami kekerasan seksual sebelum ditemukan meninggal dunia.
“Bapaknya emosi mendengar hasil visum di televisi. Kaca dia pukul, dan tadi dibawa ke rumah sakit untuk diobati,” ungkapnya.
Suami Selvia, Herman meragukan hasil visum karena dirinya menemukan keanehan di dubur atau anus anaknya. Sebab saat memandikan jenazah, dubur sang anak terasa kendur ketika ingin dimasukkan kapas.
“Saya memandikan langsung jenazah anak saya. Ketika saya masukkan kapas itu los ke dalam (kendur), agak besar anusnya. Pas saya tahu seperti ini, saya minta anggota keluarga yang lain untuk melanjutkan. Saya sudah tidak mampu,” jelas Herman.