HARIANSULTENG.COM, PALU – Sejumlah warga Kota Palu menikmati hari libur Idulfitri 1443 Hijriah di kawasan Masjid Arkam Babu Rahman atau Masjid Apung.
Masjid Apung menjadi saksi bisu dahsyatnya peristiwa gempa magnitudo 7,4 disertai tsunami di Palu pada 28 September 2018.
Pengamatan HarianSulteng.com di hari ketiga Lebaran, Rabu (4/5/2022), rata-rata warga menikmati suasana pantai dan berswafoto bersama keluarga maupun kerabat
Kondisi air laut yang surut pada sore hari dimanfaatkan pengunjung untuk melihat lebih dekat kondisi Masjid Apung.
Masjid Apung yang dulunya termasuk bangunan ikonik kini mengalami kerusakan di sejumlah bagian.
Bahkan, nyaris 4 tahun pascabencana, bangunan masjid dibiarkan ambruk begitu saja akibat hantaman tsunami.
Masjid ini berada di tepi pantai tepatnya di Jalan Cumi-cumi, Kelurahan Lere, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Masjid Apung diresmikan pada Desember 2011 dengan luas 121 meter persegi dan mampu menampung hingga 200 jamaah.
Disebut Masjid Apung karena bangunan masjid berada di atas permukaan laut dengan tiang penyangga di bawahnya.
Namun kini tiang penopang masjid ambruk maupun jembatan penghubungnya ikut rusak dan tidak tampak lagi.
Kondisi tersebut justru menjadikan kawasan Masjid Apung Palu menjadi objek wisata bagi masyarakat termasuk saat liburan Idulfitri. (Agr)