HARIANSULTENG.COM, PALU – Festival Media Hijau bakal digelar di Taman Gor, Jalan Moh Hatta, Kota Palu, Sulawesi Tengah mulai besok, Minggu (10/12/2023).
Ini merupakan tahun kedua tiga organisasi pers di Sulteng menyelenggarakan festival media. Mereka di antaranya Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Pewarta Foto Indonesia (PFI) dan, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).
Acara yang digelar selama 2 hari itu diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari dialog bertema perubahan iklim, pameran UMKM hingga hiburan musik.
Acara pembukaan rencananya dimulai pukul 9.30 Wita. Festival Media Hijau bakal dihadiri kalangan pelajar, mahasiswa maupun masyarakat yang peduli terhadap isu perubahan iklim.
Seusai pembukaan, acara dilanjutkan dengan sharing session bertajuk “Kilang DSLNG: Energi Bersih dari Sulawesi”.
Tema tersebut bakal diulas oleh dua narasumber, yaitu Coorporate Communication Manager DSLNG, Andhika Paramandana, dan Environment Officer DSLNG, Ridwan Alfarisi.
Kemudian, dialog pertama akan membahas tema tentang “Membaca Krisis Iklim, Adaptasi, dan Mitigasinya” mulai pukul 13.45 Wita.
Pembicara dalam dialog ini masing-masing dari Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Balili, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulteng, dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu.
Sementara di hari kedua, Senin (11/12/2023), perwakilan jurnalis, PLN dan Dinas ESDM Sulteng menjadi pembicara dalam dialog bertema “Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia”.
Dialog menyangkut pengembangan energi baru terbarukan ini akan dipandu oleh Sekretaris AMSI Sulteng, Abdee Mari mulai pukul 9.20 Wita.
Selanjutnya pada pukul 13.20 Wita, digelar pula workshop jurnalis untuk membahas peran media dalam menyikapi perubahan iklim sesuai tema festival.
“”Ini momen baik bagi semua pihak, terutama jurnalis untuk mengetahui perubahan-perubahan lingkungan dan adaptasi kita lakukan,” kata Ketua Panitia Festival Media 2023, Mohamad Sharfin, Sabtu (9/12/2023).
Tema ‘Hijau’ sendiri dipilih tahun ini sebagai respons dan ikhtiar jurnalis di Sulawesi Tengah menyusul perubahan iklim tengah terjadi secara global.
“Jurnalis, pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, hingga pengambil kebijakan daerah diharapkan mendapat makin peka dan sadar untuk berkontribusi dalam upaya meminimalisasi kerusakan lingkungan,” pungkasnya.
(Jmr)