HARIANSULTENG.COM, PALU – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako (FEB Untad) buka suara terkait video aksi perpeloncoan yang viral di media sosial.
Kejadian itu saat penerimaan anggota baru di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Seni Kakula FEB Untad.
Korban diketahui mengalami tindakan perpeloncoan oleh sejumlah senior yang telah berstatus sebagai alumni.
Wadek Bima FEB Untad, Haerul Anam menyayangkan kejadian tersebut. Sementara kampus berkomitmen bahwa segala bentuk kegiatan penerimaan mahasiswa baru (maba) digelar tanpa kekerasan atau perpeloncoan.
Di sisi lain, adanya aturan harus memperoleh izin dari pihak fakultas apabila kegiatan kemahasiswaan dilaksanakan di luar kampus.
“Aturan kami sudah jelas bahwa bila mahasiswa akan melakukan kegiatan di luar kampus harus memperoleh izin dari fakultas, dan wajib diketahui oleh Pembina dan diizinkan oleh pimpinan. Namun pada kenyataannya kegiatan UKM di luar kampus ini dilakukan tanpa izin, sehingga akibatnya seperti ini” Haerul Anam dalam mediasi bersama korban dan pengurus Sanggar Seni Kakula, Selasa (26/9/2023).
Akibat kejadian ini, pihaknya menutuskan untuk membekukan Sanggar Seni Kakula dan pemberhentian dana bantuan kelembagaan satu semester.
Haerul mengimbau seluruh kegiatan lembaga kemahasiswaan seperti penerimaan anggota baru tak perlu melibatkan senior atau alumni.
“Tidak perlu lagi libatkan senior dalam penerimaan maba seperti ini, karena sudah beda situasi saat mereka kuliah dengan saat ini. Sekarang saatnya bagi mahasiswa untuk unjuk prestasi “ imbuhnya.
Ketua Sanggar Seni Kakula, Agung Azzul Haq mengakui bahwa kasus perundungan yang viral terjadi saat berlangsungnya kegiatan penerimaan anggota baru.
Mewakili segenap pengurus, pihaknya sangat menyesalkan dan siap bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
“Sudah kami tekankan tidak ada perpeloncoan. Hanya memang saat kondisi di TKP saat itu di luar dari kontrol pengurus, mengingat jumlah senior yang datang pada hari itu lebih banyak dari kami. Kami sudah melakukan breefing sebelumnya dengan para senior untuk tidak melakukan kekerasan, namun kenyataannya para pelaku perundungan tidak hadir saat briefing tersebut,” jelas Agung. (Mrj)