Home / Poso

Senin, 24 Januari 2022 - 14:20 WIB

Tolak Penamaan Nama Jembatan Yondo Pamona, Puluhan Anak Muda Gelar Aksi Protes 

Puluhan anak-anak muda yang menyebut dirinya Tau Mangura dari Masyarakat Adat Danau Poso menolak penamaan jembatan yang dibuat Poso Energy diberi nama Yondo mPamona. /Handover abdy

HARIANSULTENG, PALU – Puluhan anak-anak muda menolak penamaan jembatan yang dibuat Poso Energy diberi nama Yondo mPamona.

Anak muda itu menamakan dirinya Tau Mangura dari Masyarakat Adat Danau Poso.

Mereka menggelar aksi budaya megilu di tepi Danau Poso, Senin (24/1/2022 ) pagi

Kordinator lapangan Tau Mangura Masyarakat Adat Danau Poso Ryan Ranonto menjelaskan, megilu adalah tradisi masyarakat adat dalam menyampaikan suara dan pendapat mereka.

Ryan Ranonto menceritakan, pada tahun 2019 silam, Poso Energy didukung Pemda Poso telah membongkar jembatan Pamona (Yondo Mpamona).

Pembongkaran itu untuk kepentingan pengerukan sungai buat bendungan PLTA Poso I.

Di lokasi bekas Yondo Pamona itu kemudian dibangun jembatan baru berkonstruksi besi oleh PT Poso Energy.

Baca juga  Brimob Sulteng Sambut Personil Purna Tugas Madago Raya

Di bagian dinding luar sebelah selatan jembatan ini dituliskan ‘Yondo Mpamona’.

Seakan hendak mengatakan kalau bangunan ini adalah Yondo Pamona yang sebelumnya dikenal oleh masyarakat.

Ryan Ranonto mengatakan, menamakan jembatan buatan Poso Energy dengan nama Yondo mPamona merupakan manipulasi sejarah.

Menurutnya, hal itu tidak sesuai dengan sejarah berdirinya Yondo Pamona yang kaya akan nilai-nilai budaya orang Pamona dipinggir Danau Poso.

“Kami menolak nama Yondo Pamona dipakai untuk jembatan baru itu, karena tidak sesuai dengan sejarahnya yang dulu dibangun dengan semangat kebersamaan seluruh masyarakat di pinggir Danau Poso” kata Ryan Ranonto.

Meski menolak nama Yondo Pamona dipakai untuk jembatan buatan Poso Energy.

Ryan Ranonto menegaskan, tidak menolak acara seremoni peresmian itu. Menurutnya itu adalah hak Pemda Poso.

“Sejarah Yondo Pamona dalam catatan Pdt Y Wuri dari Masyarakat Adat Danau Poso memiliki nilai sangat tinggi. Untuk membangunnya dibutuhkan semangat Mesale atau bergotong royong tinggi bahkan total. Mesale total itu berhasil berkat budaya Sintuwu yang dihidupi masyarakat pada waktu itu. Budaya Sintuwu itu terlihat dari kayu-kayu pilihan yang dibawa masyarakat desa-desa pinggir Danau Poso untuk menjadi bahan konstruksi Yondo Pamona. Bukan hanya menyumbang material, untuk membangunnya, masyarakat juga menyumbangkan tenaganya,” jelas Ryan Ranonto.

Baca juga  Mahasiswa Unkrit Tentena Demo Rektorat Protes Pungutan Uang Bantuan KIP Kuliah

Olehnya, Ryan Ranonto menegaskan, pembangunan kembali jembatan Yondo Mpamona menghilangkan nilai sejarahnya.

Itu diungkapkannya saat memimpin aksi protes penamaan jembatan Yondo mPamona oleh yang dibuat PT Poso Energy.

Penolakan ini disampaikan dalam aksi budaya megilu di tepi Danau Poso, Sabtu (22/1/2022 ) pagi

“Jadi kalau kami mau menceritakan kepada anak cucu bagaimana sesungguhnya semangat gotong royong itu? tidak hanya bicara. Kami bawa mereka ke Yondo Pamona, baru kami ceritakan bagaimana dahulu leluhurnya membangun jembatan itu” kata Ryan Ranonto.

Ryan Ranonto menuturkan, simbol Mesale terakhir itu sudah dibongkar oleh Poso Energy.

Share :

Baca Juga

UIN Datokarama menggelar seminar nasional bertajuk "Terorisme, Antara Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia", Minggu (28/11/2021)/hariansulteng

Poso

Gelar Penelitian Terorisme di Poso, UIN Datokarama Catat 3 Kali Warga Demo soal Dugaan Salah Tembak
Baliho besar wajah 4 anggota teroris MIT kembali disebar di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (17/11/2021) /Ist

Parigi Moutong

Belum Tertangkap, Baliho Wajah 4 DPO Teroris Poso Kembali Disebar
Imam Masjid Raya Palu, Muhammadin/hariansulteng

Poso

Ahmad Ali di Mata Imam Masjid Agung Poso, Teringat Sosok Utsman dan Abdurrahman bin Auf
Komunitas Perempuan Lore Tengah bahas pengelolaan SDA lewat metode FPAR/Ist

Poso

Komunitas Perempuan Lore Tengah Bahas Pengelolaan SDA Lewat Metode FPAR
41 Rumah di Desa Tumoro Poso Rusak Diterjang Abrasi/istimewa

Poso

41 Rumah di Desa Tumora Poso Rusak Diterjang Abrasi
Anggota kelompok MIT terakhir, Askar alias Jaid alias Pak Guru/Ist

Palu

Kelompok Teroris MIT Poso Habis, Opera Madago Raya Tetap Diperpanjang   
Hujan deras yang mengguyur memicu amblasnya Jalan Trans Sulawesi di Desa Watuawu, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Kamis (23/01/2025)/Ist

Poso

Jalan Trans Sulawesi di Poso Amblas, Lalu Lintas Lumpuh dan 3 Rumah Rusak Berat
Ahmad Ali saat berkampanye di Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Jumat (15/11/2024)/Ist

Poso

Tak Hanya Lahan Pertanian, Cagub Sulteng Ahmad Ali Juga Bakal Asuransikan Hewan Ternak