HARIANSULTENG.COM, PALU – Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid didampingi wakilnya Reny A Lamadjido memimpin langsung jalannya apel Kesadaran Nasional, Senin (17/7/2023).
Pelaksanaan apel berlangsung di halaman Kantor Wali Kota Palu, Jalan Balaikota, Kelurahan Tanamodindi, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Dalam kesempatan ini, Hadianto memberikan arahan bahwa tujuan dilaksanakannya apel kesadaran, yakni sebagai momentum untuk membangun dan menyadarkan diri atas tugas dan tanggung jawab.
“Semoga kita semua betul-betul mau dan mampu menjadikan ini sebagai apel yang membangun kesadaran kita. Karena jika tidak, maka berarti pelaksanaan apel ini hanya akan menjadi rutinitas biasa dan sulit mencapai apa yang diharapkan dari maksud pelaksanaan apel yang dilaksanakan setiap bulannya ini,” ujarnya.
Hadianto mengajak seluruh pegawai Pemerintah Kota Palu untuk bersungguh-sungguh dalam membangun kesadaran terhadap tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Ia mengatakan, beberapa waktu lalu Bappeda Kota Palu diminta untuk melakukan rapat terkait dengan penyiapan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).
“Yang membuat saya sangat-sangat syok adalah ternyata kita semua belum mengoptimalkan diri terhadap kota ini. Karena begitu banyak potensi-potensi kota ini yang seharusnya menjadi manfaat bagi kita para pegawai dan masyarakat Kota Palu, ternyata belum mampu dioptimalkan baik oleh kita,” ungkapnya
Jika apel kesadaran ini benar-benar dijadikan sebagai wadah untuk membangun kesadaran diri, maka harusnya mampu memberikan perubahan-perubahan dalam membangun kerja yang baik.
Akan tetapi, kata dia, nampaknya hal itu masih jauh dari harapan. Olehnya, pria 48 tahun itu menekankan kepada para jajarannya harus memikirkan bagaimana membangun kota ini dengan sekuat-kuatnya.
Para pegawai harus berpikir terkait membangun kesejahteraan secara komprehensif di antara para pegawai.
“Di mana kita lihat adanya potensi daerah yang harusnya diterima daerah, justru menguap begitu saja. Banyak yang menguap begitu saja, retribusi daerah menguat begitu saja. Banyak orang yang berusaha di Kota Palu seenaknya dan semaunya, tidak ada kontribusinya bagi daerah ini,” ujar Hadianto.
Menurutnya, pegawai Pemerintah Kota Palu menjalankan semuanya hanya rutinitas, tidak pernah mau menjiwai sesuatu.
Pemerintah Kota Palu dengan jumlah pegawai sebanyak 10 ribu orang termasuk PHL, harusnya mampu mengawal kota ini dengan kuat.
Akan tetapi, para pegawai tidak mau menggunakan dan memanfaatkan kemampuannya untuk mengawal dan menjaga kota ini.
Olehnya, ia mengimbau seluruh pegawai untuk bersama-sama membangun kerjasama yang baik, rasa memiliki dan rasa cinta terhadap Kota Palu.
“Kita akan berpisah. Secinta-cinta apa seseorang, kita akan berpisah. Cepat atau lambat, bagaimana kemudian kita meninggalkan hal yang baik, kesan yang baik, dan pesan yang baik,” ungkap Wali Kota Hadianto.
“Tapi kalau kita lemah, maka masyarakat juga akan lemah. Kalau kita tidak punya keteguhan hati, maka masyarakat mungkin juga akan seperti itu,” imbuhnya. (Mrj)