“Saya juga merasa resah, sama seperti keresahan teman-teman mahasiswa. Kita berkumpul di sini berbicara banyak persoalan sebagai upaya untuk menentukan nasib Morowali lima tahun ke depan,” tutur Iksan.
Iksan meminta masyarakat perlu memahami bahwa investasi pertambangan sebagai upaya negara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Akan tetapi di balik segala keuntungan tersebut, nyatanya sektor pertambangan pun menimbulkan permasalahan khususnya kerusakan lingkungan dan mengikis ruang hidup.
“Ini menjadi pekerjaan rumah ke depan. Jika diberi kepercayaan untuk memimpin Morowali, kami akan berusaha memperbaiki ini semua. Bagaimana agar mengurangi dampak yang dirasakan masyarakat,” jelas Iksan.
Sementara terkait sektor pendidikan, isu ini sudah menjadi salah satu prioritas utamanya sehingga memutuskan bertarung di Pilkada Morowali pada November 2024 mendatang.
Pendidikan menjadi masalah akut yang menjadi perhatian anak muda seperti mahasiswa. Pada titik ini, pembuat kebijakan dituntut agar mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang merata di Morowali.
Bagi Iksan, pendidikan merupakan pondasi utama dalam pembangunan daerah dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Pendidikan menjadi hal utama di dalam pikiran saya. Sebab di situlah letak konsep pembangunan. Tidak mungkin kita mampu membangun Morowali tanpa kualitas pendidikan dan sumber daya yang memadai. Jika masalah pendidikan berhasil dituntaskan, maka barulah saya beralih ke hal-hal yang lain,” ungkapnya.
(Red)