Home / Palu

Senin, 23 September 2024 - 19:25 WIB

Bertaruh Nyawa Demi Butiran Emas di Tambang Ilegal Poboya

Dugaan aktivitas PETI di lahan kontrak karya milik CPM, Kelurahan Poboya, Kota Palu/Ist

Dugaan aktivitas PETI di lahan kontrak karya milik CPM, Kelurahan Poboya, Kota Palu/Ist

HARIANSULTENG.COM, PALU – Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, wartawan mencatat sejumlah peristiwa kehilangan nyawa yang menimpa para penambang di lokasi pertambangan emas tanpa izin (PETI).

Data yang diperoleh dari berbagai sumber menyebutkan, di wilayah Sulawesi sendiri, puluhan penambang yang harus kehilangan nyawanya akibat tertimbun longsor di lokasi PETI.

Kegiatan PETI ini juga ternyata tak hanya dilakoni kaum laki-laki. Melainkan ada juga beberapa perempuan yang ikut terlibat mengambil material perut bumi di lokasi PETI.

Hal ini terjadi di area PETI Kelurahan Poboya, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Di lahan kontrak karya PT Citra Palu Minerals (CPM) ini, tak hanya laki-laki, perempuan pun nekat menggeluti pekerjaan berisiko tinggi ini demi mendapatkan emas.

Fakta ini diungkapkan eks penambang di Kelurahan Poboya, Papa Susi yang ditemui wartawan pekan lalu.

Ia mengaku pernah menjalani kegiatan penambangan emas secara tradisional di Poboya. Ia tak sendiri, sewaktu-waktu, ada sang istri dan beberapa penambang lain yang ikut keluar masuk lubang galian mencari material batu mengandung emas.

Baca juga  Didemo soal Dampak Tambang CPM di Poboya, Cudy Janji Teruskan Aspirasi FPK ke Menteri ESDM

Papa Susi yang kini sudah memilih alih profesi menjadi petani, bercerita bagaimana risiko yang harus dihadapi, ketika sudah masuk ke dalam lubang galian. Kata dia, longsor yang datang sewaktu-waktu, bisa saja merenggut nyawa tanpa diduga.

Menurutnya, di lokasi tambang sendiri, mereka harus masuk ke dalam lubang-lubang sempit. Di kedalaman hingga puluhan meter itu, mereka juga hanya mengandalkan pipa blower untuk menyuplai oksigen.

Papa Susi mengingat sebuah peristiwa yang hampir merenggut nyawa banyak penambang di dalam tanah. Kejadian tersebut disebabkan kelalaian istrinya yang saat itu ikut berada dalam lubang sekitar 20 meter.

“Waktu itu istri saya sempat ketiduran di dalam lubang. Akibatnya, para penambang lain tidak bisa keluar karena terhalang,” ungkap Papa Susi.

Ketika ditanya perihal penambang yang menjadi korban tertimbun longsor, Papa Susi eggan bicara banyak.

“Memang pernah ada kejadian penambang tertimbun, tapi saya tidak tahu jumlah dan warga asal mana,” ujarnya.

Baca juga  Ribut-ribut PT AKM Cuan dari Tambang Ilegal: Deretan Petinggi hingga Kesaksian Pekerja

Peristiwa merenggut nyawa yang terjadi di lokasi PETI terjadi hampir setiap tahun. Sebagian besar penyebabnya karena tertimbun material longsor.

Beberapa bulan terakhir ini, pihak kepolisian, termasuk Kepolisian Resort Kota (Polresta) Palu, gencar melakukan sosialisasi, mengingatkan para penambang di Kelurahan Poboya dan Tondo terkait dampak negatif yang ditimbulkan dari PETI.

Polisi sudah berkali-kali meminta kepada para penambang agar segera menghentikan kegiatannya dan mengosongkan lokasi itu.

Kapolresta Palu, Kombes Barliansyah menekankan bahwa selain menimbulkan kerugian negara dan merusak lingkungan, PETI juga memiliki risiko keselamatan.

Ia mengingatkan bahwa penambangan ilegal tersebut telah menyebabkan beberapa insiden, termasuk tanah longsor yang menimbun para penambang di berbagai wilayah, seperti yang baru-baru ini terjadi di Provinsi Gorontalo.

Kapolresta Palu berjanji akan melakukan tindakan penertiban pada September 2024 ini. Sayangnya, janji itu belum direalisasikan hingga memasuki akhir bulan ini.

Share :

Baca Juga

Satpol PP Kota Palu terima dua penghargaa tingkat Provinsi Sulteng/Ist

Palu

Jemput Siswa di Daerah Terpencil, Satpol PP Kota Palu Sabet Dua Penghargaan Tingkat Provinsi
Ilustrasi - aksi demo mahasiswa di Kantor DPRD Sulteng terkait insiden penembakan di Parigi Moutong, Selasa (15/2/2022)/hariansulteng

Palu

Tolak Penundaan Pemilu, Mahasiswa dari Berbagai Kampus Kepung DPRD Sulteng Besok
YTM menggelar dialog publik bertajuk "Menguak Ironi Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tengah Tambang Nikel Ilegal" di salah satu hotel di Kota Palu, Senin (11/11/2024)/hariansulteng

Palu

YTM Kumpul Serikat Buruh Bahas Praktik Buruk Industri Tambang Nikel di Sulteng
Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional tingkat Kota Palu, Jumat (10/11/2023)/Pemkot Palu

Palu

Wali Kota Palu Pimpin Upacara Hari Pahlawan di TMP Tatura
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menemukan dugaan aktivitas ilegal di area tambang emas Kelurahan Poboya, Kota Palu, Sulawesi Tengah/Ist

Palu

Praktisi Hukum Minta KPK Ambil Alih Kasus Tambang Ilegal PT AKM di Poboya
Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Sulawesi Tengah menggelar Rapat Kerja Wilayah tahun 2022/istimewa

Palu

PPNI Sulteng Gelar Rakerwil, Fajarillah Kolomboy Malonda : Sarana Evaluasi Program Kerja 
Hadianto Rasyid saat menyerahkan 48 pick up sampah untuk 24 kelurahan/Instagram @hadiantorasyid

Palu

Hadianto Rasyid Kecewa Kota Palu Gagal Raih Penghargaan Adipura
Polsek Palu Barat gelar konferensi pers kasus pembunuhan di Kelurahan Ujuna, Selasa (18/02/2025)/Ist

Palu

Kasus Pembunuhan di Bantaran Sungai Palu Viral di Media Sosial, Polisi Ungkap Kronologinya