HARIANSULTENG.COM, PALU – Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan RI, Risharyudi Triwibowo menjadi pembicara di acara seminar bertema “Membentuk Karakter Calon Legislator Muda dalam Politik Praktis”, Rabu (6/12/2023).
Kegiatan itu diselenggarakan oleh Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum (BPM FH) Untad bertempat di Asrama Haji, Jalan WR Supratman, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Selain Risharyudi Triwibowo, panitia juga menghadirkan Guru Besar FH Untad, Prof Aminuddin Kasim sebagai pembicara.
Terkait tema seminar, Risharyudi Triwibowo menyebut kurang lebih 2 bulan ke depan masyarakat akan menentukan nasib bangsa selanjutnya melalui Pemilu 2024.
Di 14 Februari 2024, setiap warga negara akan memilih presiden dan wakil-wakil mereka di lembaga legislatif baik tingkat provinsi, kabupaten/kota, maupun nasional.
Akan tetapi, pria akrab disapa Bowo itu menilai praktik politik uang masih menjadi kekhawatiran menjelang hari pencoblosan.
Di hadapan ratusan peserta seminar, ia mengajak mahasiswa ikut berperan menyerukan masyarakat agar tidak menggadaikan suara yang pada akhirnya akan berdampak buruk bagi rakyat dan nilai-nilai demokrasi.

Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan RI, Risharyudi Triwibowo menjadi pembicara di acara seminar bertema “Membentuk Karakter Calon Legislator Muda dalam Politik Praktis”, Rabu (6/12/2023)/hariansulteng
“14 Februari 2024 nanti akan ada pemilihan presiden dan wakil-wakil rakyat. Orang-orang yang memilih, hampir 60 persen mengatakan ‘wani piro’ (berani bayar berapa). Tugas mahasiswa adalah mencerdaskan masyarakat supaya jangan sampai 5 tahun tergadai gara-gara wani piro 5 menit,” jelas Bowo.
Saat sesi diskusi, sejumlah mahasiswa menganggap sebagian besar anak-anak muda masih memiliki persepsi negatif terhadap politik.
Terlebih, mereka menyinggung soal ‘tragedi demokrasi’ putusan MK soal syarat batas usia capres-cawapres yang meloloskan Gibran sebagai anak presiden ikut dalam kontestasi Pilpres 2024.
“Saya merasa gembira ternyata anak-anak muda Sulteng itu kritis, antusiasme mereka juga tinggi. Artinya anak-anak muda kita aware. Cuma mungkin politik nasional mempertontonkan hal itu, maka muncul sikap pesimis dan apatis,” ucap Caleg DPR RI Dapil Sulteng dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
Diketahui, KPU RI menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 jiwa. Dari jumlah itu, 52 persen di antaranya merupakan pemilih usia muda.
Olehnya, Bowo mengajak generasi muda dari kalangan mahasiswa khusus di Sulteng untuk menggunakan hak suaranya demi menentukan nasib masa depan bangsa 5 tahun ke depan.
“Partisipasi di Sulteng pada Pemilu 2019 cukup baik, 70 persen lebih. Imbauan saya kepada anak muda jangan apatis. Lebih baik kita terjun bebas deh, ikut memilih siapa yang akan menjadi pemimpin dan wakil rakyat. Kalau hilang satu suara, kemudian orang yang kita impikan menjadi pemimpin tidak terpilih, kita juga yang rugi,” tutur Bowo.
(Jmr)