HARIANSULTENG.COM – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) belum lama ini telah menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan.
Penetapan status ini disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng, Nelson Metubun usai menghadiri peringatan Hari Karantina Indonesia ke-146, Kamis (12/10/2023).
“2-3 hari kemarin bapak gubernur melakukan rapat lintas instansi, di antaranya pertama menyatakan status tanggap darurat,” ujar Nelson.
Sejak Mei 2023, pihaknya telah mendapat pemberitahuan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait fenomena El Nino.
El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur.
Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah sekitarnya, termasuk seperti di Indonesia.
Meski pengaruhnya tak begitu signifikan di Sulteng, Nelson menilai kerugian yang ditimbulkan sangat besar apabila tidak adanya langkah-langkah antisipatif.
Olehnya, selain menyesuaikan waktu tanam, Dinas TPH Sulteng menginstruksikan jajaran pemerintah kabupaten/kota untuk menanam varietas-varietas padi yang tahan terhadap kekeringan.
Terkait hal tersebut, pemerintah juga menyiapkan benih masing-masing sekitar 8.000 hingga 10.000 hektare padi, 8.000 hektare jagung dan 1.000 hektare kedelai.
Bantuan benih ini disiapkan terutama untuk daerah-daerah yang terdampak parah akibat fenomena El Nino.