“Etgard dibatalkan karena ternyata pernah menjadi bagian dari tim lawan politik pak gubernur,” kata sumber kami di internal Semarak Sulteng Nambaso.
Saat masa kampanye Pilgub Sulteng 2024, Etgard Kalengke memang sering diundang menjadi guest star dalam konser kampanye Ahmad Ali.
Sementara, daftar artis di acara Semarak Sulteng Nambaso kebanyakan yang pernah ikut meramaikan agenda politik Anwar Hafid semasa kampanye.
Anwar Hafid menghadirkan penyanyi dangdut Septi KDI saat deklarasi bersama wakilnya, Reny A Lamadjido, di Kabupaten Sigi pada September 2024.
Di Parigi Moutong, grup musik asal Yogyakarta, NDX AKA, menjadi bintang utama Festival Berani (Bersama Anwar-Reny) di hari terakhir masa kampanye Pilkada 2024.
Demikian pula Rival Himran, penyanyi reggae dan basis Steven and Coconut Treez. Pria berambut gimbal itu bahkan menciptakan lagu ‘Teman Berani’ yang menjadi jingle paslon Anwar-Reny di Pilgub Sulteng.
Anwar Hafid Klaim Anggaran Lebih Rendah dari HUT Sebelumnya
Ketua Panitia Faidul Keteng mengatakan bahwa event Semarak Sulteng Nambaso mendapat suntikan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
“APBD ada juga. Penggunannya untuk biaya konsumsi seperti saat upacara HUT Sulteng. Biaya konsumsi dari pemda,” ucapnya.
Faidul tidak merinci porsi APBD yang dikucurkan untuk pelaksanaan event. Selain itu, pihak swasta juga memberikan dukungan finansial.
Berbekal rekomendasi gubernur, EO yang ditunjuk kemudian menawarkan sponsor kepada perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Sulteng.
“EO yang jalan meminta sumbangan (sponsor) ke perusahaan-perusahaan, baik tambang dan lain-lain. Kami tidak bisa tanya berapa (jumlah sponsor),” kata Faidul.
Belakangan, Faidul justru merubah pernyataannya mengenai surat rekomendasi gubernur untuk membantu EO dalam mencari dukungan pendanaan.
“Pak gubernur tidak pernah mengeluarkan surat rekomendasi ke siapapun untuk menggalang dana. Tidak ada EO. Kepanitiaan yang mencari dana dibantu sukarelawan,” jelas Faidul.
Dihubungi terpisah, Gubernur Sulteng, Anwar Hafid juga tidak membeberkan total biaya produksi yang berasal dari APBD maupun sponsor.
Mantan bupati Morowali dua periode itu hanya memberi gambaran bahwa anggaran yang digunakan tidak lebih besar dari perayaan HUT Sulteng sebelumnya.
“OPD-OPD buat acara lokasi dengan kemampuan masing-masing dan tidak pakai EO. Artis disewa dan dibayar langsung oleh pemda. Acaranya sebulan, tapi anggarannya sama dengan 4 hari karena panggung besar hanya digunakan malam minggu. Kalau dibandingkan (biaya) dengan HUT Sulteng sebelumnya, itu jauh lebih besar,” imbuh Anwar.
Pada tahun 2024, HUT Sulteng ke-60 di era Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura, dikemas dalam panggung “Sulteng Expo”.
Ada beberapa lembaga dan perusahaan yang menjadi sponsor penyelenggaraan, di antaranya Bank Indonesia, PT Hengjaya Mineralindo, PT Indonesia Morowali Industrial Park, Nickel Industries, SKK Migas, Pertamina, Medcoenergi, dan Aston Palu.
Sulteng Expo melibatkan 125 pedagang kali lima (PKL) dan usaha kecil menengah (UKM) yang menjajakan aneka kuliner kepada para pengunjung.