HARIANSULTENG.COM, PALU – Dekanat Fakultas Teknik Universitas Tadulako (FT Untad) telah mengambil langkah-langkah penanganan menyikapi insiden tawuran mahasiswa.
Diketahui, mahasiswa sesama fakultas teknik terlibat tawuran pada 20 Mei 2024. Pascakejadian itu, pihak dekanat memutuskan meliburkan aktivitas perkuliahan selama sepekan.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FT Untad, Bakri menyebut bahwa para pimpinan fakultas telah melakukan pertemuan untuk mencegah tawuran semakin meluas pada 22 Mei 2024.
“Kasus ini sudah dalam proses penanganan. Pihak pimpinan fakultas sebelumnya sudah menggelar pertemuan dengan para ketua jurusan dan prodi se-Fakultas Teknik Untad,” katanya saat dihubingi, Jumat (24/5/2024).
Hasil pertemuan itu menyepakati sejumlah poin, salah satunya meneruskan penanganan masalah tersebut kepada Unit Penunjang Akademik Bimbingan Konseling (UPA BK).
UPA BK nantinya akan memberikan rekomendasi solusi maupun sanksi akademik bagi oknum yang terlibat tawuran atau melanggar kode etik mahasiswa.
Bakri belum bisa memastikan penyebab pertikaian antara mahasiswa Fakultas Teknik Elektro-Teknik Mesin dengan UKM Mapatechno tersebut.
Sebab, kata dia, terdapat dua versi kronologi yang beredar di lingkungan FT Untad. Namun pecahnya tawuran diduga dipicu insiden pemukulan oleh sejumlah oknum mahasiswa.
“Tidak ada korban baik mahasiswa, maupun aparat keamanan kampus dan dosen. Terkait kronologi ini ada dua versi. Kesimpulan sementara secara umum karena disinyalir ada pemukulan, tapi kami belum bisa memastikan siapa duluan yang memukul,” ucapnya.
Sehari setelah itu, pihaknya kembali menggelar pertemuan dengan mengundang perwakilan alumni dari sejumlah jurusan, termasuk Ketua IKA Teknik Untad.
“Tanggal 23 Mei 2024, pimpinan fakultas kembali melakukan pertemuan dengan Ketua IKA Teknik dan dihadiri Ketua IKA Arsitektur, perwakilan IKA Mesin dan perwakilan IKA Sipil. Insya Allah hari Senin nanti hasil pertemuan termasuk kronologi akan kami sampaikan kepada UPA BK,” pungkas Bakri.
Dihubungi terpisah, Ketua IKA Teknik Untad, Arwan Ibrahim menyayangkan mahasiswa teknik justru mempertontonkan perilaku negatif semacam tawuran.
Arwan menyerahkan proses hukum kepada aparat penegak hukum (APH) jika ditemukan adanya unsur pidana yang melibatkan personal mahasiswa.
Di internal kampus, ia mendukung upaya penyelesaian yang dilakukan Dekanat FT Untad melalui Unit Penunjang Akademik Bimbingan Konseling.
“Kami tidak ingin mencampuri persoalan hukumnya karena sifatnya personal, biar ditangani APH yang berwenang,” kata Arwan, Sabtu (25/5/2024).
Alumni Teknik Sipil 1998 itu mengaku pertemuan dengan para pimpinan fakultas sempat berlangsung alot karena berkutat soal kronologi tawuran dari berbagai versi.
Olehnya, dirinya mengusulkan agar dekanat menggagas program atau kegiatan kolaboratif antarjurusan se-Fakultas Teknik Untad.
“Kegiatan ini boleh bersinergi dengan IKA Teknik. Misalnya ada coffee morning, jadi semua jurusan dan perwakilan-perwakilan angkatan bisa berkumpul. Kita diskusi, terserah mau diadakan tiap bulan atau triwulan. Intinya untuk mempererat silaturahmi,” terang Arwan.