HARIANSULTENG.COM – Bakal Calon Gubernur Sulawesi Tengah (Bacagub Sulteng), Ahmad Ali menilai masyarakat masih diperhadapkan dengan potensi kenaikan harga komoditas.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang periode September 2022-Maret 2023, perkembangan harga beras sebesar 1,46 persen tepung terigu 1,97 persen, tempe 4,54 persen, bawang putih 15,37 persen, kopi instan 8,19 persen dan mi instan 1,26 persen.
Ahmad Ali mengatakan, kondisi ini memberatkan jika tidak segera di atasi, terlebih secara umum daerah terjauh dari ibu kota semakin terdampak kenaikan serius.
Menurutnya, kenaikan harga pangan juga ditimbulkan oleh pasokan pangan dari dalam Sulteng, di mana petani bisa kurang produktif ataupun sebaliknya. Pasar untuk mereka tidak tersedia.
“Ekonomi itu mata rantai yang terhubung, tidak ada yang boleh lemah salah satu sisinya. Kemandirian jalan satu-satunya,” ungkapnya, Senin (29/7/2024).
Bukan hanya pada pangan saja, ia menyebut biaya pada komoditas non-pangan juga naik drastis, seperti angkutan dalam kota 17,13 persen, dan perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga 1,58 persen.
Soal pangan, kata Ahmad Ali, mesti memiliki sel perdagangan yang terfokus, misalnya daerah memiliki keunggulan masing-masing jadi saling menguatkan.
Kedua, politisi kelahiran Morowali itu menilai naiknya harga apapun berarti permintaan tinggi tetapi tidak terbeli karena kapitalnya minim.
“Solusinya adalah pekerjaan tersedia, UMKM kuat, petani mandiri, anak muda menginovasi, pejabat daerah mengontrol kebijakannya, serta politisi pemerintah membuat katup kebijakan yang kuat dan terkontrol menyeluruh,” ucapnya.
(Red)