HARIANSULTENG.COM – Pengamat terorisme Universitas Tadulako (Untad), Prof Muhammad Khairil menilai ancaman kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) belum berakhir.
Sebaliknya, kelompok MIT kemungkinan akan semakin aktif untuk membangun jaringan regenerasi.
Hal itu disampaikan Khairil pascatewasnya anggota MIT, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang dalam kontak tembak dengan Satgas Madago Raya, Selasa (4/1/2022).
“Kelompok militan seperti MIT tidak akan berakhir meski anggotanya terbunuh. Bahkan boleh jadi mereka justru semakin berupaya melakukan rekrutmen,” ungkap Khairil.
Dengan tewasnya Ahmad Panjang, kelompok MIT Poso diketahui kini tersisa tiga orang.
Mereka adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae Alias Galuh alias Mukhlas dan Suhardin alias Hasan Pranata.
Bagi Khairil, pemberantasan terorisme tidak cukup dengan penegakan hukum semata melalui operasi anti teror.
Menurutnya, gerakan dan aksi terorisme termasuk MIT acap kali dipicu fanatisme keagamaan.
Meski demikian, Dekan FISIP Untad itu mengapresiasi keberhasilan TNI-Polri dalam memberantas pelaku teror di Sulawesi Tengah.
“Pendekatan persuasif juga perlu ditingkatkan. Merombak pola pikir termasuk doktrin keagamaan yang sudah mengakar pada kelompok ini. Tentu tidak mudah dan prosesnya tahunan. Tidak bisa hanya pendekatan materi kemudian selesai,” tutur Khairil. (Agr)