HARIANSULTENG.COM, PALU – Kepala Seksi Data dan Informasi Kantor BMKG Stasiun Geofisika Palu Hendrik Leopatty mengungkapkan, selama kurun waktu Februari Hingga September 2022.
Provinsi Sulawesi Tengah telah mengalami 1200an guncangan gempa.
“Dari 1200an itu, 400an berada disekitar sesar Palu Koro,” ungkap Hendrik Leopatty, Sabtu (31/10/2022) siang.
Ia menambahkan, wilayah yang paling banyak mengalami guncangan gempa di teluk Tomini, Kabupaten Parigi Moutong.
Kemudian disusul wilayah Matano di Kabupaten Morowali, dan Tambarana Sausu Kabupaten Poso.
“Itu untuk wilayah yang paling banyak diguncang gempa. Sedangkan untuk data pastinya berapa, saya belum pegang saat ini, tapi itu data terakhir bulan kemarin yang saya lihat,” ungkap Hendrik Leopatty.
Hendrik Leopatty menambahkan, setiap wilayah di Sulteng memiliki karakter sesar tersendiri.
Hal inilah yang menjadikan Sulteng sebagai salah satu wilayah dengan potensi gempa tertinggi di Indonesia.
“Misalnya antara sesar Palu Koro dengan Tambarana Poso dan lainnya beda-beda karakternya,” kata Hendrik Leopatty.
Olehnya, Ia mengimbau agar masyarakat harus tetap tenang saat merasakan gempa.
Karena sebenarnya gempa tidak membunuh manusia.
“Misalnya, dirumah karena memanfaatkan ruang kosong maka ditaruhlah benda berat atau besar di atas lemari. Saat terjadi gempa benda itu ternyata yang menimpa dirinya, jadi alangkah lebih bijak kalau misalnya menaruh benda berat itu jangan diatas lemari tetapi dibawah,” imbuhnya.
Terakhir, Hendrik Leopatty juga berpesan, jika masyarakat mendapatkan informasi terkait akan terjadi gempa yang akan melanda suatu wilayah, sesungguhnya itu ialah hoax.
Sebab, menurut Hendrik Leopatty tidak ada alat yang bisa memprediksi suatu wilayah akan mengalami gempa.
“Kalau mendapatkan informasi itu jangan diteruskan, karena itu hoax. Lebih baik didiamkan saja biar tidak bikin panik informasi hoax seperti itu,” pesan Hendrik Leopatty. (Rfl)