HARIANSULTENG.COM – Risharyudi Triwibowo atau akrab disapa Bowo Timumun adalah calon anggota DPR RI Dapil Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Pemilu 2024.
Ia lahir di Sentani, Jayapura pada 3 Mei 1975. Meski lahir dan besar di Bumi Cenderawasih, Bowo memiliki darah Kaili, suku asli Sulawesi Tengah.
“Bapak kandung saya berdarah Buol dan Kaili, kakek kandung saya asli Buol, nenek kandung saya asli kaili dari Tawaeli. Keluarga orangtua kami hijrah tahun 50-an dari Buol ke daerah pantai timur Desa Maninili Kabupaten Parigi Moutong,” ujar Bowo, Minggu (18/2/2024).
Ayah Bowo bernama Idris Rachman Timumun hijrah ke Papua sebagai sukarelawan pembebasan Irian Barat tahun 1960-an.
Sang ayah lalu menikahi Sri Hartati, gadis asal Jawa yg juga hijrah ke Papua setelah integrasi pada 1969 di Jayapura Papua.
Keduaya dikaruniai 6 orang anak, di mana Bowo merupakan anak ketiga. Dalam perjalanan hidupnya, Bowo berkiprah sebagai politisi sejak 2005.
“Saya hijrah ke Jakarta dari Papua mulai tahun 2014. Sejak 2015 saya mulai bekerja dan berbuat untuk Sulawesi Tengah setelah dapat amanah dari bapak. Kata bapak ‘ayo bantu Sulteng dengan apa yang kamu bisa lakukan dari Jakarta’. Posisi saya waktu itu sebagai Staf Khusus Menteri Desa, Pembangunan Daerah dan Transmigrasi (PDTT) RI dari 2014 sampai 2019. Setelah itu anjut sebagai Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan RI dari 2019 sampai sekarang,” ungkapnya.
Sebagai Stafsus Menteri Desa PDTT kala itu, Bowo bersama Bupati Tojo Una-Una Muhammad Lahay, stakeholder dan masyarakat mampu membuat suksesi ekspor jagung ke Filiphina dengan penambahan PAD yangg signifikan di tahun 2018 hingga kini.
Selain itu, pihaknya mendatangkan Menristek Dikti Muhammad Nasir di acara wisuda ke-94 di Universitas Tadulako, Kota Palu November 2018 yang memberikan bantuan rehabilitasi sarana prasarana pascagempa sebesar Rp 280 miliar.
Sedangkan selaku Stafsus Menaker RI, Bowo mampu menjembatani Gubernur Sulteng Rusdy Mastura bertemu Menaker RI Ida Fauziyah.
Kemudian, secara terpisah menjembatani audiensi Bupati Morowali Taslim juga Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi dan mendapat pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) di 3 daerah, yakni Kota Palu, Bungku dan Kolonodale
“Kerja sama Kemnaker, Pemerintah Daerah dan pihak swasta terutama perusahan smelter yang ada di Morowali dan Morowali Utara untuk membantu peralatan bagi BLK dan juga menerima calon tenaga kerja siap pakai lulusan BLK,” kata Bowo.
Dirinya juga melalui perusahan ISO LPPRI sebagai sending Organization (SO) yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Palu dan beberapa Lembaga Pelatihan Kejuruan Bahasa Jepang di Donggala, Palu, dan Tolitoli, telah mengirim 517 anak muda usia 17-27 tahun dari Sulteng memgikuti program magang selama 3 tahun di Jepang. Tenaga pemagang Indonesia di Jepang tercatat ada lebih dari 150.000 anak muda.
“Program magang ini punya beberapa dampak positif, antara lain mengurangi pengangguran di daerah. Kita sedang persiapkan tenaga kerja yang punya keterampilan dan disiplin tinggi sesuai atmosfir dan budaya kerja di Jepang, juga sudah pasti ada penambahan devisa bagi negara dan pendapatan tambahan bagi daerah asal pemagang. Karena gaji magang di Jepang rata-rata di atas 20 juta per bulan dalam bentuk mata uang yen. Tiap anak pasti kirim uang ke daerahnya buat orangtua atau keluarga,” ucapnya.