HARIANSULTENG.COM,LUWU TIMUR– PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) berikan edukasi ke mahasiswa di Universitas Pertahanan RI (Unhan) Prodi Magister melalui Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) via online belum lama ini.
Pada KKDN tersebut, Wakil Presiden Direktur (Wapresdir) PT Vale Adriansyah Chaniago bersama Bupati Luwu Timur, Budiman menjadi narasumbernya.
Dalam sambutannya, Adriansyah memaparkan pengalaman PT Vale dalam menerapkan praktik pertambangan berkelanjutan selama 54 tahun beroperasi di Luwu Timur. Katanya
ketahanan energi bisa dibangun dengan praktik pertambangan berkelanjutan, seperti yang digaungkan PT Vale sejauh ini.
“Kita di PT Vale menyadari bahwa bumi tidak bisa lagi menunggu. Kita perlu ambil bagian untuk menekan laju peningkatan suhu. Dibutuhkan banyak mineral, termasuk nikel untuk mendukung transisi energi yang diusung Pemerintah Indonesia di 2060,” ungkap Adriansyah.
Adriansyah juga menyebut permintaan nikel sulfat untuk kebutuhan pengembangan kendaraan listrik di 2025 akan meningkat pesat. Di sisi lain, dibutuhkan investasi yang cukup besar.
Sementara, Indonesia masuk dalam salah satu negara penghasil nikel terbesar dunia. Adriansyah menyebut, sekitar 22 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia dan sebagian besar ada di Pulau Sulawesi.
Maka dari itu, kata Adriansyah PT Vale akan memanfaatkan peluang tersebut lewat investasi proyek jangka panjang pengolahan nikel berkelanjutan di Blok Pomalaa, Site Morowali, dan Sorowako.
Dia juga menerangkan, jika industri seperti PT Vale menempuh jalan panjang untuk sampai pada tahap menghasilkan produk ramah nikel.
“Ironis jika bisa menikmati fasilitas kendaraan listrik namun harus meninggalkan beban bagi negara yang memiliki kekayaan nikel seperti Indonesia. Ini konsep harus jadi fokus kita, pengelolaan sumber daya ramah nikel seperti apa yang tidak menimbulkan beban di kemudian hari? Dari segi ESG, sektor penambangan masih dianggap hingh risk terutama wilayah Asia Pasifik di mana kita beroperasi,” tandas pria dengan sapaan Aad itu.
Selain itu Adriansyah juga mengurai peta jalan perseroan untuk menuju netral karbon di 2050.
“Untuk mencapai zero net carbon di 2050, kami membagi jadi dua tahap. Pertama sampai di 2030, program internal kita yaitu optimisasi dengan mereview penggunaan energi diseluruh area kami, lalu dilakukan study untuk efisiensi. Kedua replacement di beberapa area yang saat ini masih menggunakan bahan bakar fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan. Termasuk pengadaan truk listrik dan uji coba bus listrik tahun depan. Kemudian untuk 2030-2050 melakukan inisiatif lain yang mendukung program,” paparnya.
Sementara, Budiman pada sesinya memaparkan strategi kebijakan yang sudah, sedang, dan akan diambil oleh pemerintah Luwu Timur bersama PT Vale dalam melakukan optimalisasi tata kelola sumber daya energi.
Budiman menyebut, PT Vale telah memanfaatkan sumber daya energi dengan baik melalui pembangunan tiga pembangkit listrik dengan memanfaatkan Sungai Larona, yang merupakan satu dari 13 sungai yang menghidupi masyarakat Luwu Timur.