HARIANSULTENG.COM, PALU – Rektor Prof Mahfudz melantik 10 pejabat baru di lingkungan Universitas Tadulako (Untad), Jumat (31/12/2021).
Pejabat baru yang dilantik seperti dekan fakultas kehutanan, direktur pascasarjana, sekretaris dewan pertimbangan dan ketua komisi etik.
Prosesi pelantikan berlangsung di Gedung Rektorat Untad Jl Soekarno Hatta, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Bagi Mahfudz, mutasi jabatan merupakan hal biasa termasuk di Universitas Tadulako.

10 pejabat baru di lingkungan Universitas Tadulako resmi dilantik, Jumat (31/12/2021)/hariansulteng
Guru besar Fakultas Pertanian Untad itu pun buka-bukaan mengenai cerita lucu dirinya sebelum menjadi rektor.
Mahfudz sebelumnya menjabat sebagai Pembantu Dekan (PD) II Fakultas Pertanian Untad di bawah kepemimpinan Prof Muhammad Basir Cyio.
Sehingga ia menjadi salah pendukung ketika Basir mencalonkankan diri sebagai Rektor Untad periode 2011-2015.
“Ketika beliau (Basir, red) terpilih dan dilantik sebagai rektor, orang-orang di sekeliling mengatakan ‘pasti pak Mahfudz jadi Pembantu Rektor II’, ujar Mahfudz.
Awalnya Mahfudz merasa akan dipilih Basir untuk menduduki posisi sebagai Pembantu Rektor II.
Hal itu lantaran ia pernah mendampingi Basir di fakultas pertanian dan menjadi pendukung saat pemilihan rektor.
Akan tetapi, Basir Cyio lebih menjatuhkan pilihan kepada Prof Syahrir sebagai Pembantu Rektor II.
“Tentu saya merasa akan dipilih, tetapi kenyatannya bukan. Jika ibarat saya ini gadis cantik bersama Prof Syahrir, tentu saya percaya diri akan dilamar,” kelakar Mahfudz.
Uniknya, saat itu Basir justru menyuruh Mahfudz untuk menjemput Syahrir di rumahnya di Jl Otista, Kelurahan Besusu Timur, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu.
“Bayangkan orang yang sama-sama ingin dilamar, saya malah disuruh jemput Prof Syahrir. Sakitnya di mana kira-kira itu,” kata Mahfudz diikuti gelak tawa para tamu undangan.
“Tetapi saya sabar, bersyukur menjadi PD II. Alhamdulillah sudah berubah dari motor peko-peko jadi mobil Avanza,” tuturnya menambahkan.
Mahfudz menceritakan, Basir memiliki alasan tersendiri mengapa tidak memilihnya menjadi Pembantu Rektor II.
Ketika Basir terpilih sebagai rektor untuk kedua kalinya, barulah Mahfudz menjabat sebagai Pembantu Rektor II atau saat ini dikenal dengan Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan.
Sebaiknya, Mahfudz menganggap dirinya mungkin tidak bakal menjadi rektor andai kala itu ia dipilih sebagai Pembantu Rektor II.
“Beliau tidak memilih saya karena punya rencana strategis. Alhamdulillah saya dipilih di periode kedua beliau. Hikmahnya, kemungkinan saya tidak bisa menjadi rektor andai saat itu mengambil jabatan Pembantu Rektor II,” ungkapnya. (Agr)