HARIANSULTENG.COM, PALU – Pemerintah mulai kembali membangun Jembatan Palu IV atau Jembatan Kuning yang ambruk akibat gempa pada 2018.
Jembatan yang pernah menjadi ikonik ibu kota Sulawesi Tengah (Sulteng) itu ditargetkan rampung pada Juni 2024 mendatang.
Kepala Satgas Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng, Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, lokasi pembangunan berada di dekat garis Sesar Palu Koro.
Sesar Palu Koro inilah yang menjadi pemicu peristiwa gempa bermagnitudo 7,4 disertai tsunami paling kelam di Palu 4 tahun silam.
Olehnya, konstruksi Jembatan Palu IV didesain untuk mampu menahan dua potensi kebencanaan, yaitu tsunami dan likuifaksi atau tanah bergerak.
Arie menuturkan bahwa Jembatan Palu IV akan terkoneksi dengan jalan elevated yang mampu meredam energi gelombang pada saat tsunami.
Energi yang terpecah ini mampu mengurangi potensi kerusakan yang ditimbulkan ketika gelombang air laut menyeruak ke daratan.
“Jadi bukan menahan tsunaminya, tetapi agar energi gelombangnya diperkecil,” jelas Arie dikutip dari laman Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Selasa (26/7/2022).
Berkaca dari kejadian tsunami pada 2018 silam, waktu evakuasi saat tsunami atau golden time di pesisir silebeta ini hanya empat menit.
Padahal, menurut Arie, golden time di lokasi tsunami lain jauh lebih longgar yaitu sekitar 15 menit.
“Jembatan Palu IV, elevated road, dan kawasan sekitarnya akan berfungsi sebagai tsunami shelter. Jadi nanti dibalik jalan ini, dalam empat menit masyarakat bisa evakuasi kesini,” jelasnya.