HARIANSULTENG.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulawesi Tengah (BPBD Sulteng) memperingatkan adanya ancaman gempa besar menghantam wilayah Tolitoli dan Buol.
BPBD menyebut kedua daerah itu berpotensi terjadi gempa besar megathrust dengan magnitudo mencapai 8,9.
Hal itu diungkapkan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng, Andy A Sembiring saat menjadi narasumber pada kegiatan pelatihan relawan kebencanaan di Universitas Muhammadiyah Palu, Sabtu (26/2/2022).
“Ini fakta, kita punya ancaman megathrust di Tolitoli dan Buol bermagnitudo 8,9. Siap atau tidak, bencana itu sewaktu-waktu bisa terjadi. Sekarang, sebentar atau besok kita tidak tahu,” ungkap Andy.
Gempa megathrust merupakan gempa subduksi yang sumbernya berada di zona lautan sehingga menyebabkan tsunami dahsyat.
Dilansir dari eartquakescanada, zona subduksi merupakan zona pertemuan dua lempeng bumi yang posisinya saling tumpang tindih.
Andy mengatakan, Sulawesi Tengah selama ini dikenal sebagai daerah rawan bencana termasuk gempa bumi.
Menurutnya, gempa dan tsunami pada 2018 menjadi pembelajaran penting untuk meningkatkan mitigasi bencana.
Banyaknya korban maupun bangunan rusak kala itu dinilai menjadi bukti bahwa masyarakat maupun pemerintah tidak siap menghadapi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
“Aspek-aspek mitigasi selama ini diabaikan. Pemerintah lupa bahwa Sulteng punya jalur sesar yang aktif dan bisa bergerak kapan pun tanpa memberi isyarat. Saat gempa 2018, rumah sakit pun kala itu tidak siap sama sekali,” jelas Andy.
Andy menuturkan, mitigasi bencana satu-satunya hal yang bisa dilakukan untuk mewaspadai potensi gempa besar seperti di Tolitoli dan Buol.
Masyarakat pun masih memiliki kesempatan untuk mempersiapkan segala hal guna mencegah efek buruk dari gempa tersebut.
“Sulteng tidak pernah aman dari ancaman bencana. Tiga tahun pascagempa 2018 sudah banyak pura-pura lupa. Semua pada sibuk memanipulasi dunia dan melupakan aspek mitigasi,” ujar Andy. (Agr)