HARIANSULTENG.COM, BUOL – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Buol (BPBD Buol) meminta seluruh pihak tidak berlebihan menanggapi
potensi gempa megathrust dan tsunami.
Hal itu menyusul pernyataan BPBD Sulawesi Tengah yang menyebut wilayah Buol dan Tolitoli berpotensi terjadi gempa mencapai magnitudo 8,9.
Kepala Pelaksana BPBD Buol, Abdurasyid mengatakan, informasi tersebut hanya bagian dari pelatihan dasar bagi relawan kebencanaan.
Hal itu ia sampaikan dalam surat imbauan resmi BPBD Buol nomor 360/04.33/BPBD/2022 tertanggal 8 Maret 2022.
“Berita tersebut bukan merupakan rilis resmi, tetapi infromasi yang disampaikan kepada para peserta relawan kebencanaan dengan potensi-potensi bencana di wilayah Sulawesi Tengah,” kata Abdurasyid dalam imbauannya.
Ia menjelaskan, penyampaian informasi maupun data valid potensi gempa menjadi kewenangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Adanya ancaman gempa megathrust disertai tsunami tersebut telah berdasarkan hasil kajian para ahli yang di review BMKG didampingi BPBD.
Sehingga Abdurasyid meminta para camat memberikan edukasi melalui kepala kades atau lurah agar masyarakat tenang dan tidak panik berlebihan.
“Potensi gempa merupakan proyeksi yang bisa terjadi dan tidak terjadi. Namun diharapkan semua pihak agar selalu siaga dan waspada terhadap bencana yang ada baik skala kecil maupun skala besar,” ujarnya.
Mengutip HarianSulteng.com, BMKG sebelumnya menyebut adanya potensi gempa besar (megathrust) di zona subduksi Sulawesi bagian Utara.
Potensi gempa di zona tersebut diprediksi di atas magnitudo 8 yang turut berdampak di wilayah Kabupaten Buol dan Tolitoli.
“Untuk prakiraan potensi gempa besar, dinamakan gempa megathrust Sulawesi bagian Utara. Potensi magnitudo maksimum ialah 8,5 berdasarkan referensi buku peta bahaya gempa di Indonesia oleh tim pusat gempa nasional tahun 2017,” ungkap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG stasiun Geofisika Palu, Hendrik Leopatty. (Amd)